DETEKSI.co – Batam, Tender pengelolaan Sistem Penyediaan Air minum (SPAM) Batam telah menjadi atensi banyak pihak. Karena hasil tender akan mempengaruhi layanan air bersih di Batam selama 25 tahun kedepan.
Beban berat saat ini berada di pundak Badan Pengelolaan (BP) Batam. Karena pengelolaan air bersih yang profesional menjadi tuntutan berbagai kalangan di Batam. Tak hanya masyarakat biasa, namun juga para pelaku industri dan jasa.
Tuntutan ini semakin realistis, mengingat pengelolaan air bersih selama 25 tahun belakangan dilakukan dengan sangat baik. Catatan-catatan mentereng dalam hal penyediaan air bersih telah diterima Batam.
Mulai dari cakupan pelayanan yang mencapai 99,7 persen, angka kehilangan air yang hanya 14 persen, dan Kontinyuitas suplai yang mencapai 23,7 jam. Kualitas air bersih yang dihasilkan juga telah mengacu pada standar nasional dan internasional.
Sederet pencapaian-pencapaian tersebut tentu menjadi standar minimal yang harus dimiliki oleh pengelolaan SPAM Batam kedepannya. Apalagi dengan karakteristik Batam yang unik, dimana Kota ini hanya berharap dari air hujan.
“Standar (pengelolaan air bersih) di Batam sudah tinggi. Pengelola sebelumnya punya rekor baik selama bertahun-tahun. Keluhan konsumen selalu ada, tapi umumnya sudah puas,” ujar Ketua DPD REI Khusus Batam, Achyar Arfan.
Ungkapan Achyar Arfan ini mengungkapkan harapan yang tinggi terhadap pengelolaan SPAM kedepan. Standar yang semula sudah tinggi, tidak boleh turun akibat salah pilih operator SPAM dalam lelang nanti.
Karena itu, penting memperhatikan rekam jejak dan prestasi masing-masing calon pengelola. Perusahaan yang turut berpartisipasi dalam lelang harus punya pengalaman dan catatan kualitas yang sudah terbukti.
“Harus andal dan berkualifikasi. Itu dibuktikan dengan rekam jejak yang profesional. Dengan track record yang mumpuni, maka Batam sudah berada di jalur yang tepat,” ujar anggota DPD RI Dapil Kepri, Haripinto Tanuwidjaja.
Ombudsman RI Perwakilan Kepri punya catatan khusus untuk hal tersebut. Lembaga pengawas pelayanan publik ini menegaskan, operator baru nantinya, baik hulu maupun hilir, harus mampu melakukan peningkatan berkelanjutan dalam pelayanan air bersih di pulau Batam.
Operator SPAM nanti juga harus punya teknologi yang tinggi. Menurut Ombudsman, teknologi ini penting untuk menjaga kualitas layanan air bersih di Batam yang merupakan salah satu wajah Indonesia.
“Di luar negeri, sudah banyak yang menerapkan teknologi tinggi dalam pengelolaan air. Jangan sampai tertinggal, apalagi Batam merupakan wajah Indonesia di mata dunia internasional. Penerapan teknologi tinggi itu wajib,” kata ketua Ombudsman RI Perwakilan Kepri, Lagat Patar Parroha Siadari.
Masih banyak catatan-catatan lain yang diberikan kepada BP Batam sebagai empunya hajat Lelang pengelolaan SPAM Batam. Himpunan Kawasan Industri meminta agar kualtias air mengacu pada standar internasional, karena banyak industri yang butuh kualitas air yang tinggi.
Sementara Ketua PHRI Kota Batam, Muhammad Mansur mengatakan, pelayanan utilitas air bersih yang optimal jadi salah satu modal utama untuk memajukan industri perhotelan Batam yang tengah bangkit dari Pandemi. Karena itu, operator SPAM harus responsif dan cepat dalam menangani keluhan.
Semua harapan yang disuarakan tersebut kini ada di pundak BP Batam. Lelang SPAM kali ini menjadi ujian atas profesionlaitas lembaga tersebut, untuk dapat objektif dan terbuka dalam menentukan pemenang lelang SPAM Batam kedepannya. (Hendra S)