Penambahan Tempat Isolasi Tunjukkan Komitmen Bobby Nasution Putuskan Penyebaran Covid-19

DETEKSI.co – Medan, Saat Bobby Nasution dilantik menjadi Wali Kota Medan, pandemi Covid-19 tengah melanda dunia. Medan juga tidak luput dari terpaan pandemi tersebut. Sangat tepat dan realistis Bobby Nasution menjadikan kesehatan, terutama penanganan Covid-19, menjadi salah satu program prioritasnya.  

Di bawah kepemimpinannya, Pemko Medan terus melakukan berbagai untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Di antaranya  menumbuhsuburkan kesadaran masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan. Upaya ini dilakukan dengan melancarkan sosialisasi dan patroli protokol kesehatan bekerja sama dengan unsur Forkopimda untuk mendisplinkan masyarakat menerapkan prokes.

Selain itu, Bobby Nasution juga terus melaksanakan program vaksinasi massal guna menciptakan kekebalan komunal. Vaksinasi massal ini juga dilakukan Pemko Medan secara kolaboratif dengan berbagai pihak.

Seiring itu, Bobby Nasution terus mendorong pelaksanaan 3T, yakni Tes (pemeriksaan), Tracing (pelacakan), dan Treatment (perawatan). Salah satu pelaksanaan 3T yang saat ini mendapat apresiasi dan dukungan masyarakat adalah persiapan lokasi alternatif yang akan digunakan sebagai tempat isolasi  saat terjadi lonjakan kasus positif Covid-19. Ini merupakan bagian dari pelaksanaan Treatment.

Selama ini Pemko Medan juga telah menyiapkan tempat isolasi di Gedung Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) di Jalan Setia Budi, Kecamatan Medan Helvetia. Terdapat 120 kamar di Gedung ini yang dapat dijadikan ruang isolasi. Namun, guna mengantisipasi lonjakan warga yang terkonfirmasi Covid-19, Bobby Nasution pun mencari tempat alternatif isolasi lain. Dia meninjau bekas Hotel Soechi di Jalan Cirebon Medan yang merupakan aset Pemko Medan itu.

“Penambahan tempat isolasi menjadi upaya dalam memperkuat penerapan testing, tracing, dan treatment,” ucap Bobby Nasution di sela-sela peninjauan itu.

Menurut Bobby Nasution, bekas Hotel dengan 247 kamar ini cukup representatif digunakan sebagi tempat isolasi.

“Tidak hanya menjadi tempat isolasi, tapi juga dapat difungsikan sebagai rumah sakit darurat untuk penanganan awal pasien bergejala ringan,” sebutnya.

Bobby Nasution juga telah menggandeng  Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI dan Kementerian Kesehatan untuk merealisasikan bekas Hotel itu menjadi tempat isolasi.

Gerak cepat Bobby Nasution menyiapkan menambah tempat isolasi ini mengundang simpati dan dukungan masyarakat. Dia dinilai  mempunyai komitmen dan cara yang efektif dalam menangani pandemi Covid-19.

Akademisi Universitas HKBP Nommensen, dr. Okto P.E. Marpaung, M.Biomed mendukung rencana Bobby Nasution menyiapkan tempat isolasi. Dia mengatakan, isolasi penting bagi orang yang positif Covid-19 agar tidak menularkan virus tersebut kepada orang lain.    

Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen itu berpendapat, isolasi harus dilakukan terutama pada warga positif Covid-19 yang tinggal di wilayah padat penduduk dan tingkat kepatuhan protokol kesehatannya rendah.

“Dua kuncinya, warga positif Covid-19 itu berasal dari wilayah padat penduduk dan tingkat kepatuhan prokesnya rendah,” ucapnya, Jumat (23/7) malam, seraya  mengatakan, dengan mengacu kepada kriteria tersebut, usaha memutus mata rantai penyebaran Covid-19 akan lebih besar dampaknya.

Menurut Kepala Departemen Farmakologi dan Terapi Universitas HKBP Nommensen itu, warga positif Covid-19 yang tinggal wilayah tidak padat penduduk (ada jarak antar rumah) dan mempunyai kamar tersendiri dapat melakukan isolasi mandiri. Artinya, tidak menggunakan tempat isolasi yang disiapkan oleh pemerintah.

“Karena itu, kepala lingkungan, lurah, maupun camat harus aktif memantau masyarakat,” ucapnya.

Menyinggung tempat isolasi, Okto mengingatkan agar benar-benar memperhatikan antara lain soal kebersihan, sirkulasi udara yang baik, akses untuk mendapatkan sinar matahari, ketersediaan air bersih mengalir yang memadai, tidak menggunakan karpet, serta pembersihan dan desinfeksi ruangan secara berkala.

Pada bagian lain, Okto juga menyarakankan agar patroli prokes terus digencarkan. Dia mengingatkan agar petugas patroli tidak hanya fokus pada patuh atau tidaknya pelaku usaha mematuhi ketentuan dan waktu operasional.

“Kepatuhan pelaku usaha terhadap 5M, terutama memakai masker, harus diperhatikan oleh petugas,” ucapnya.

Penggunaan masker itu, lanjut Okto, adalah ikhtiar untuk mencegah penularan. Pencegahan itu lebih baik dari pengobatan.

“Sebenarnya harus dari hulunya dulu kita perkuat. Dan pemakaian masker ini merupakan penguatan di hulu. Tracing dan tes itu hilir. Di hulunya, di pangkalnya itu adalah prokes, terutama pengunaan masker,” ucapnya menyarankan pemerintah bisa saja memprogramkan untuk membagikan gratis masker kepada warga seraya mengedukasi tentang penggunaan masker yang benar. (Red/Van)