Periode Juli – Agustus 2020, Sumut Alami Net Eskpor dari Triwulan Sebelumnya

Share on facebook
Share on twitter
Share on email
Share on whatsapp
Share on telegram

DETEKSI.co – Medan, Periode Juli-Agustus 2020, ekspor tercatat USD 1,4 miliar atau tumbuh 2,1 persen (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.

Selain itu, investasi swasta yang bergerak di bidang Kelapa Sawit dan turunannya, diprediksi akan bisa mendorong tumbuhnya investasi triwulan III tahun 2020 yang lebih baik dari triwulan sebelumnya bagi pertumbuhan perekonomian di Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Perbaikan ini didorong oleh kenaikan harga jual komoditas utama (CPO dan Karet) di pasar internasional. Di satu sisi, permintaan dunia masih belum membaik terindikasi dari pertumbuhan volume ekspor yang justru menurun.

Aktivitas produksi sebagian besar negara mitra dagang masih belum sepenuhnya pulih akibat second wave Covid-19. Di satu sisi, impor tercatat USD 0,6 miliar, turun drastis -21,9 persen (yoy) dari triwulan sebelumnya.

“Penurunan tersebut dipengaruhi oleh konsumsi dan investasi yang masih terbatas. Dengan demikian, pada periode Juli-Agustus 2020, Sumut mengalami net eskpor USD 0,8 miliar atau tumbuh 26,6 persen (yoy) lebih baik dari triwulan sebelumnya, “ ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat saat menggelar Bincang Bareng Media (BBM) yang digelar secara virtual dan tatap muka yang tetap menerapkan Protokol kesehatan (Prokes) di kantornya yang berada di Jalan Balaikota, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan, Selasa (06/10/2020).

Pada periode Juli-Agustus 2020, produk Kelapa Sawit dan turunannya mencatat kinerja positif (pert. nilai ekspor : 9,88 persen, yoy) relatif lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.

Kenaikan ini ditopang perbaikan produk minyak kelapa sawit, margarin dan stearin. Perbaikan nilai ekspor Kelapa Sawit terutama dipengaruhi apresiasi harga CPO dunia, sementara permintaan relatif terbatas terkonfirmasi oleh penurunan pertumbuhan volume.

Secara kumulatif, nilai ekspor kelapa sawit tercatat masih tumbuh meningkat 5,15 persen (yoy) sejalan dengan kenaikan harga CPO sejak awal tahun sementara permintaan dunia menurun akibat pandemi.(Red)