DETEKSI.co-Medan, Mahasiswa Universitas Darma Agung (UDA) menyegel gedung Biro Rektor kampus yang terletak di Jalan DR TD Pardede Medan.
Amatan wartawan pada Senin (21/7/2025) sejumlah spanduk bertuliskan beberapa aspirasi mahasiswa Universitas Darma Agung menghiasi pagar dan dinding gedung Biro Rektor kampus milik keluarga besar DR TD Pardede itu.
Salah satu tuntutan yang tampak dari spanduk itu adalah “Kami Mahasiswa FT UDA Minta Yayasan Menunjukkan Legalitas yang sah di depan seluruh mahasiswa”.
Ada juga tulisan yang terpampang persis di depan pintu masuk Biro Rektor melalui akses gedung Pascasarjana UDA adalah tulisan “Kampus ini sedang rusak karena rakus”.
Akibat penyegelan itu, membuat gedung Biro Rektor UDA tanpa ada aktivitas yang dilakukan oleh pegawai seperti biasanya.
Pagar putih yang digantung spanduk putih bertuliskan “Disegel Mahasiswa” digembok oleh mahasiswa.
Suasana itu mengundang perhatian dari mahasiswa UDA yang pada hari ini, Senin (21/7/2025) mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) ganjil di semua Fakultas yang ada di UDA Medan.
Beberapa mahasiswi yang sempat temui mengaku prihatin dengan kondisi UDA Medan saat ini.
Bahkan, mahasiswa di Fakultas Fisip itu mengaku resah dengan keabsahan nilai mereka setelah mengikuti UAS yang akan berlangsung hingga 2 Agustus 2025 nanti.
“Iya bingung kami bang, karena ada pulak kabar kalau nilai UAS tidak akan masuk ke Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) bagi mahasiswa yang telah membayar uang kuliah melalui yayasan baru,” katanya.
Perempuan berhijab ini pun bahkan mengaku bahwa dia diminta oleh orangtuanya untuk pindah ke Universitas lain yang tidak bermasalah.
“Bapak mamakku udah marah bang. Nyuruh aku pindah ke kampus lain,” katanya
Pemerintah Dinilai Lakukan Pembiaran
Sementara mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik yang dihubungi mengaku bahwa penyegelan yang dilakukan mereka sampai batas waktu tidak tentu.
“Artinya, sampai pihak Yayasan dan Rektorat memenuhi apa yang kami suarakan baru kemungkinan akan kami pertimbangkan untuk membuka dan menurunkan segel itu,” katanya.
Mahasiswa, katanya berkomitmen untuk mengawal persoalan ini hingga mendapat penyelesaian yang adil dan transparan.
Mahasiswa semester akhir ini juga sangat menyayangkan dengan sikap yang ditunjukkan oleh Pemerintah dalam hal ini adalah Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah 1 Sumatera.
Dia dan mahasiswa lainnya, katanya menduga ada semacam pembiaran yang dilakukan oleh LLDIKTI terhadap kisruh yang terjadi di UDA Medan.
“Melihat pembiaran ini kami mahasiswa mulai meragukan niatan baik LLDikti untuk menyelesaikan kisruh di UDA. Jangan-jangan ini sengaja dibiarkan. Semoga dugaan kami ini tidak benar. Dan jika itu benar maka ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap dunia pendidikan.
Sementara dikabarkan terkait adanya penyegelan kampus oleh mahasiswa, Rektor UDA, Dr Lilis S Gultom dan Prof Suwardi Lubis dipanggil oleh Kepala LLDIKTI Wilayah 1 Sumatera, Prof Saiful Anwar Matondang.
Namun, hingga berita ini diturunkan belum diketahui apa yang menjadi dasar pemanggilan itu.
Hanya saja berdasarkan sumber medanbisnisdaily.com di LLDikti menyebut bahwa pemanggilan kedua Rektor UDA itu kaitannya adalah masalah demo mahasiswa yang terjadi sepanjang pekan lalu hingga berujung penyegelan Biro Rektor. (moe)