Deteksi.co-Dairi, Tenaga Kesehatan (Nakes) bertugas di instalasi Farmasi RSUD Sidikalang Kabupaten Dairi berinisial EH menjadi sasaran kalimat bernada kasar dalam bentuk SMS diduga dikirim oknum dokter berinisial HS yang juga bekerja di unit kesehatan dimaksud, Senin (12/7/2021).
Ironisnya, SMS berisi lontaran kasar, diterima EH saat dirinya bersama suami dan 2 orang anaknya sedang menjalani isolasi akibat terpapar covid.
“Saya sudah kena Covid-19bersama keluarga, tetapi malah disebut terkutuk”, kata EH.
EH menyebut, dirinya menjadi sasaran lontaran kasar itu disebabkan menolak memberi obat kepada dr.HS.
Sementara alasannya menolak memberi obat adalah karena obat yang diminta hendak dikirim ke luar daerah tepatnya ke Maluku.
Jenis obat yang diminta merupakan perlengkapan RSUD Sidikalang untuk pelayanan pasien. penggunaannya setiap minggu wajib dilaporkan ke Dinas Kesehatan Sumatera Utara.
Diterangkan, Senin Sore, EH menerima telepon dari HS meminta obat anti virus, namun permintaan ditolak. Ditandaskan, tidak bisa memberi kalau pengeluaran obat tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Semua barang yang dipakai, mesti dilapor ke Dinas Kesehatan Sumut setiap minggu secara online, dan saya tidak mau membuat pengeluaran obat yang tidak bisa dipertanggungjawabkan atau laporan fiktif” tegas EH.
Tak lama, Direktur RSUD Sidikalang, Sugito Panjaitan menghubunginya agar memberi obat yang diminta dr HS, namun, lagi-lagi EH menegaskan komitmennya, bahwa obat dimaksud tidak akan diperjualbelikan.
“Saya membantu, bapak. Karena bapak juga telah tandatangan pernyataan untuk tidak memperjualbelikan obat” terang EH, mengulang jawabannya kepada Sugito.
Seterusnya, dia menerima 3 SMS dari HS.
“Sudah lebih hebat kau dari direktur ya, kapan kau tidak berak malam akan terpeleset kau. Sdh kutandalah kau. Orang rs saja kau bikin gitu, dokter lagi, dan direktur tidak kau hargai. Kapan kau dan keluargamu ngak perlu samaku. Akan kubalas!!!!!” begitu isi SMS pertama yang diterima.
Padan pesan kedua tertulis, “karena sifatmu yg sok hebat dan angkuh makanya terjadi padamu”. Seterusnya, SMS ke tiga berisi, “terkutuklah orang yg mempersulit orang lain”.
EH menyebut, kalimat itu membuatnya lemah dan menjadi beban pikiran, terlebih diterima saat kondisinya bersama anggota keluarga sedang isolasi akibat paparan covid.
Dikonfirmasi wartawan, dr Haposan membenarkan meminta obat. Mau pinjam atau dibeli juga boleh, tetapi tidak dilayani EH, padahal direktur sudah menyetujui.
Menurutnya, obat dimaksud untuk anaknya. Dimana posisi si anak? dr HS menjawab di sini. Namun beberapa menit kemudian, HS menyebut anaknya ada di Indonesia Timur.
Sementara itu, Direktur RSUD Sidikalang Sugito Panjaitan melalui sambungan telepon membenarkan, dirinya menghubungi EH terkait obat yang diminta dr. HS.
Dirinya maklum, mendengar jawaban dan alasan penolakan yang dikemukakan EH.
“Memang, sudah semestinya kerja sesuai aturan”, sebut Sugito. (NGL)