Analisis Model Pengelolaan Mangrove Berbasis Sosial Ekologi Pada KTH Maju Bersama Desa Pasar Rawa

Oleh:
Aryanta Sembiring
201201097
Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara Medan
2023.

Beberapa kegiatan manusia yang dapat mengakibatkan terjadinya degradasi ekosistem mangrove, antara lain: pembukaan hutan mangrove untuk dijadikan tambak udang, penggunaan kayu mangrove untuk dijadikan bahkan bangunan, eksploitasi sumber daya ekosistem mangrove yang berlebihan, pembuangan limbah pertani-an dan rumah tangga. Kondisi sosial masyarakat yang meninggal di sekitar ekosistem mangrove serta kurangnya pemahaman masyarakat tentang fungsi dan manfaat.

Aktivitas masyarakat pesisir dalam pengelolaan ekosistem mangrove akan sangat memengaruhi bentuk pengelolaan serta kebijakan yang akan diterapkan dalam rangka rehabilitasi mangrove. Aktivitas masyarakat terdiri dari aspek sosial dan kelembagaan yang meliputi teknologi alat tangkap, tingkat pendidikan, potensi konflik, kearifan lokal, tingkat kepatuhan masyarakat nelayan,

Pemahaman fungsi ekosistem mangrove, kelembagaan nelayan, mata pencaharian alternatif, ketergantungan dari ekosistem, dan alokasi waktu nelayan. Selain aspek tersebut, ekosistem mangrove memiliki status ekologi yang akan menjadi parameter kondisi lingkungan di sekitarnya, yaitu ketebalan mangrove, kerapatan mangrove, kelimpahan jenis ikan, dan indeks pencemaran.

Mangrove merupakan salah satu masalah dalam usaha menyelamatkan ekosistem mangrove. Berdasarkan kondisi tersebut maka dibutuhkan pengelolaan dan rehabilitasi hutan mangrove untuk mewujudkan perbaikan kualitas lingkungan di sekitar kawasan mangrove. Dalam rangka pengelolaan dan pelestarian mangrove, maka dibutuhkan suatu model pengelolaan mangrove yang didukung dengan kajian ilmiah. Kajian ilmiah diperlukan untuk suatu penyusunan model pengelolaan ekosistem mangrove yang mampu menjelaskan suatu dasar

pengelolaan yang dapat dilihat melalui interaksi aktivitas masyarakat di sekitar ekosistem mangrove (kondisi sosial) dan keadaan lingkungan (ekologi).

Kawasan hutan mangrove di Desa Pasar Rawa, Kabupaten Langkat Semakin berkurang yang menyebabkan terjadinya peningkatan laju abrasi di daerah pesisir. Selain itu juga berkurangnya mangrove yang menyebabkan para nelayan terancam kehilangan mata pencariannya karena biota yang hidup dikawasan mangrove sulit untuk dijumpai. Hal tersebut menimbulkan kesadaran masyarakat Desa Pasar Rawa akan pentingnya hutan mangrove bagi kehidupan mereka baik dari segi sosial, ekologi maupun ekonomi. Oleh karena itu sebagian masyarakat Desa Pasar Rawa membentuk Kelompok Tani Penghijauan Maju Bersama yang beranggotakan 23 orang.

Untuk mengetahui pengelolaan dan rehabilitasi kawasan mangrove di Desa Pasar Rawa diperlukan suatu model pengelolaan yang tepat.