Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Sibolga, Syafaruddin Siregar (DETEKSI.co/Ist)
DETEKSI.co – Tapteng, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Sibolga, Syafaruddin Siregar, menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Bobby Afif Nasution, Kepala Dinas Pendidikan Sumut, serta seluruh elemen masyarakat terkait insiden unjuk rasa siswa yang terjadi pada Senin (6/10/2025) lalu.
Aksi penyampaian aspirasi tersebut, yang semula diharapkan berjalan damai, justru berakhir ricuh dengan pembakaran ban.
“Saya memohon maaf atas kejadian ini. Saya juga sangat terkejut melihat aksi tersebut sampai membakar ban,” ujar Syafaruddin kepada awak media di ruangannya, Selasa (7/10/2025), mengungkapkan rasa penyesalannya.
Lebih lanjut, Syafaruddin menjelaskan bahwa unjuk rasa tersebut dilatarbelakangi oleh lima poin tuntutan utama dari para siswa.
Tuntutan tersebut meliputi ketersediaan bahan praktikum kejuruan yang tidak memadai, minimnya pasokan air bersih, kondisi halaman sekolah yang kurang terawat, masuknya hewan ternak warga ke area sekolah, serta pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang dinilai tidak maksimal.
Menanggapi tuntutan tersebut, Syafaruddin memberikan klarifikasi dan janji perbaikan.
“Soal air memang ada masalah dan sudah saya laporkan ke perusahaan air bersangkutan. Untuk bahan praktikum, sebenarnya sudah dialokasikan, namun memang ada keterlambatan dalam penyaluran dana BOS. Sementara itu, guru bidang ekstrakurikuler telah kami berikan pembinaan,” jelasnya.
Mengenai permasalahan ternak warga yang kerap masuk ke lingkungan sekolah, Syafaruddin mengakui bahwa hal itu disebabkan oleh area sekolah yang belum sepenuhnya dipagari.
“Ini akan menjadi perhatian kami ke depan. Saya akan benahi secepatnya,” tegasnya.
Selain itu, Syafaruddin juga menyoroti kondisi fisik bangunan sekolah yang banyak mengalami kerusakan.
Ia berharap agar SMKN 3 Sibolga, yang merupakan salah satu sekolah favorit, mendapatkan perhatian serius dari Kementerian terkait untuk revitalisasi gedung.
“Untuk perbaikan gedung sekolah, jika hanya mengandalkan dana BOS, itu sangat terbatas,” keluhnya.
Di lokasi terpisah, Plt Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Cabdis) Wilayah X, Hotma Tarihoran, mengungkapkan bahwa pihaknya bersama seluruh staf segera bergerak cepat ke lokasi kejadian saat unjuk rasa berlangsung.
Tujuannya adalah untuk mencairkan suasana dan mencegah tindakan anarkis yang lebih parah dari para siswa.
“Anak-anak kami minta untuk menghentikan aksinya. Kemudian, kami tenangkan dan berikan bimbingan edukatif kepada mereka,” kata Hotma di Kantor Cabdis Pandan.
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya telah memanggil kepala sekolah serta seluruh pihak terkait, termasuk guru dan penjaga sekolah, untuk dimintai keterangan.
“Kami sudah melakukan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan akan segera melaporkannya ke Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara,” pungkasnya. (Jobbinson Purba)