Pembatasan Kegiatan Dalam Rangka Pengendalian Covid-19 Pengaruhi Konsumsi Rumah Tangga

DETEKSI.co – Medan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara komitmen dan target pemerintah untuk mengakselerasi perekonomian Indonesia di tahun 2021.

Hal ini dikatakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (KPw BI Sumut), Soekowardojo dalam sambutannya di Webinar nasional 2nd Sumateranomic Menakar Peluang Pemulihan dan Prospek Perekonomian Indonesia, Serta Regional Sumatera Tahun 2021, Kamis (15/07/2021).

Webinar nasional 2nd Sumateranomic tersebut dihadiri oleh Plt Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Utara, Dr Ir Hasmirizal Lubis, Plt Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Sumatera Utara, Ir Arief Sudarto Trinugoho, Kepala DPMPPTSP Provinsi Sumatera Utara, Ir Effendy Pohan, Kepala BPKAD Provinsi Sumatera Utara, Dr M Ismael P Sinaga, Ketua Dewan Riset dan Inovasi Sumatera Utara, Prof Dr Ir Darma Bakti, Guru Besar di Universitas Cornell dan Universitas Indonesia, Prof Iwan Jaya Azis, Chief Economist PT BCA, David Summual, para Kepala Perwakilan Bank Indonesia se-Indonesia, pengamat ekonomi serta awak media tersebut, Soekowardojo juga menjelaskan kondisi perekonomian global tersebut turut berlanjut ke level nasional.

Dalam hal ini, David Summual dapat hadir untuk lebih mencermati perkembangan ekonomi terkini dan membaca peluang pemulihan ekonomi Indonesia. Namun demikian, tantangan yang dihadapi masih berat, terlebih adanya peningkatan kasus Covid-19 di beberapa kab/kota di Indonesia setelah Lebaran kemarin, serta dampak diterapkannya PPKM Darurat.

“Kondisi seperti ini, penting bagi kita semua untuk memahami bahwa kunci keberhasilan pemulihan ekonomi adalah dengan terus meningkatkan sinergi berbagai stake holder baik dengan lembaga Pemerintah Pusat, antar Pemerintah Daerah, maupun berbagai elemen masyarakat,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Soekowardojo.

Oleh sebab itu, Soekowardojo menyampaikan pandangan dan evaluasi perekonomian dari sisi global, nasional, Sumatera, hingga Sumatera Utara terkini dengan rincian agenda sebagai berikut.

Mencermati kondisi global saat ini, kinerja perekonomian global terus mengalami perbaikan. Hal ini terutama ditopang oleh pemulihan ekonomi AS, Tiongkok, dan sejumlah negara di kawasan Eropa yang semakin kuat. Namun demikian, divergensi pemulihan ekonomi terlihat meningkat sejalan dengan kecepatan pemulihan ekonomi di negara berkembang yang tidak sekuat negara maju. Di sisi lain percepatan vaksinasi global, peningkatan permintaan global, dan berbagai stimulus kebijakan turut berdampak pada penguatan pemulihan ekonomi global.

Sambungnya, hal ini turut berlanjut ke level nasional, dimana pada triwulan I 2021, Indonesia mencatatkan perbaikan didorong oleh perbaikan kinerja ekspor dan belanja pemerintah. Namun sayangnya konsumsi rumah tangga masih belum kuat dipengaruhi oleh kembali diberlakukannya pembatasan kegiatan dalam rangka pengendalian Covid-19. Adapun Indeks Harga Konsumen Juni 2021 mencatatkan inflasi 1,33%, melambat dibandingkan bulan sebelumnya sbg dampak penurunan inflasi kelompok VF dan AP.

Sementara untuk perekonomian Sumatera pada triwulan I 2021 tercatat membaik dengan kontraksi yg semakin kecil menjadi 0,86% (yoy). Perbaikan didorong oleh pertumbuhan ekonomi di seluruh provinsi. Adapun Indeks Harga Konsumen di wilayah Sumatera juga terpantau masih lemah atau melambat dari 1,82% (yoy) dibulan Mei menjadi  1,76% (yoy) di bulan Juni. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya pasokan cabai di hampir seluruh provinsi di Sumatera karena panen raya sehingga berdampak pada deflasi volatile food secara bulanan.

“Berdasarkan kondisi terkini, perekonomian Sumatera diyakini kembali pulih ke arah positif pada triwulan II-2021, didorong oleh penguatan di seluruh provinsi meskipun relatif terbatas. Penguatan ini dipicu dampak apresiasi harga komoditas dan permintaan global yang berpengaruh pada aktivitas ekspor,” paparnya.

Hasil survei dan liaison Sumatera turut mengonfirmasi berlanjutnya perbaikan di seluruh lapangan usaha. Sehingga di tahun 2021, prospek ekonomi Sumatera secara keseluruhan tahun diperkirakan akan mengalami akselerasi dengan peluang adanya perbaikan harga komoditas utama dan disiplin prokes dalam implementasi CHSE untuk mendorong kinerja MICE dan pariwisata domestik. Sementara risiko yg perlu diperhatikan adalah kembali meningkatnya kasus covid-19, implementasi vaksin yang belum cepat, sehingga berdampak pada pelemahan permintaan domestic, dan terhambanya pelaksanaan program pemulihan.

Masuk pada perekonomian Sumatera Utara di tayangan 12, kondisi perekonomian pada triwulan-I 2021 mulai menunjukkan perbaikan dengan kontraksi yang semakin rendah menjadi -1,85% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan-IV 2020 yang sebesar -2,94% (yoy). Perbaikan dari sisi permintaan terutama didorong oleh kinerja ekspor, efek dari peningkatan permintaan negara mitra dagang dan apresiasi harga komoditas. Sisi penawaran turut mencatatkan perbaikan hampir di seluruh sektor utama terutama dari sektor pertanian didorong oleh musim panen dan peningkatan harga komoditas. Namun beberapa sektor terlihat masih mengalami kontraksi sejalan dengan sisi permintaan konsumsi RT dan imbas dari penerapan PPKM Mikro sepanjang triwulan I-2021.

Meskipun masih dalam zona kontraksi, arah pertumbuhan ekonomi diprediksi membaik sejalan dengan penguatan hasil SK dan SPE yang mencerminkan perbaikan optimisme masyarakat. Mobilitas masyarakat juga mulai meningkat seiring dengan program vaksinasi yang terus berjalan. Kinerja ekspor tercatat terus menguat seiring dengan apresiasi harga komoditas dan perbaikan PMI negara mitra dagang.

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2021 diproyeksi lebih tinggi dari triwulan sebelumnya, didukung penguatan ekspor industri pengolahan, kembali dijalankannya infrastruktur PSN, dan optimisme UU Cipta Kerja. Diprakirakan pertumbuhan ekonomi Sumut mencapai 3% hingga 4,5% secara tahunan dengan potensi bias bawah. Adapun target pertumbuhan ini dapat dicapai dengan disiplin prokes dan program vaksinasi sebagai game changer pemulihan perekonomian Sumatera Utara, serta 5 respon kebijakan pemulihan ekonomi.

Dari sisi harga, perkembangan inflasi masih cukup terkendali di level 0,03% secara mtm atau 1,69 secara yoy di bulan Juni 2021. Laju inflasi yang cenderung melambat dari bulan sebelumnya didorong oleh penurunan harga aneka cabai akibat melimpahnya pasokan dari berbagai sentra produksi.

Pada tahun 2021, inflasi Sumatera Utara diprediksi akan meningkat dibandingkan tahun 2020, dan diproyeksikan akan berada pada rentang sasaran nasional 3%±1%, dengan potensi bias bawah.

Mencermati kondisi terkini, peningkatan kasus Covid-19 masih menjadi tantangan utama yang harus diwaspadai. Berdasarkan perkembangan kasus Covid-19 di Sumatera Utara dilansir dari situs covid.go.id, kasus Covid-19 kembali meningkat setelah adanya libur panjang dan terpantau dua kab/kota yang masuk ke dalam risiko tinggi yakni kota Medan dan kota Padangsidimpuan. Situasi terkini turut mengindikasikan Sumatera Utara berada pada transmisi komunitas tingkat 3 dengan kapasitas respon pada level terbatas.

Tantangan kedua terkait pembangunan kualitas sumber daya manusia di Sumut yang masih lebih rendah dibandingkan IPM Indonesia, sehingga perlu ditingkatkan.

Selanjutnya berdasarkan hasil kajian Asia Competitiveness Institute, competitiveness Sumut menempati peringkat ke-24 dari seluruh provinsi di Indonesia. Dari peringkat ini tampak bahwa aspek birokrasi, koordinasi pemerintah, dan stakeholder, dan aspek kualitas hidup dan infrastruktur memerlukan perhatian dan perbaikan yg lebih serius.

Mencermati kondisi pandemi yang belum membaik, kiranya kita dapat melihat peluang pemulihan berdasarkan lesson learned selama satu tahun terakhir. Vaksinasi diharapkan menjadi game changer pemulihan ekonomi dimana diyakini pelaksanaan vaksinasi yang dipercepat dan sosialisasi prokes akan mampu mendorong keyakinan konsumsi masyarakat.

Di sisi lain, bauran kebijakan BI melalui keputusan Dewan Gubernur Bank Indonesia dengan mempertahankan suku bunga kebijakan (BI7DRRR) di angka 3,50% memberikan peluang untuk meningkatkan likuiditas di masyarakat sehingga diharapkan mampu meningkatkan konsumsi. Keputusan ini juga diiringi dengan sinergi kebijakan antara Pemerintah dan KSSK untuk mendorong penurunan suku bunga kredit, mendorong pembiayaan terhadap sektor prioritas dan memantau dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap ekonomi Indonesia.

Dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional khususnya dikawasan Sumatera, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara turut mendukung peran serta masyarakat luas untuk berkontribusi memberikan sumbangan pemikiran dan rekomendasi pemulihan ekonomi suatu wadah yaitu Sumatranomics call for paper. Pada Sumatranomics tahun kedua ini, terdapat dua jenis kategori paper yang dilombakan yakni General Paper dan Regional Economic Modelling Paper.

Adapun subtema dari dua jenis kategori paper tersebut dapat diketahui lebih detail melalui website kami yaitu www.sumatranomics.com

Perlu disampaikan bahwa, penyampaian paper akan ditutup pada 31 Agustus 2021 dan akan di umumkan hasilnya pada acara puncak di akhir Oktober 2021. Kami berharap masukan dan rekomendasi dari peserta yang mengikuti Sumatranomics Call for Paper, menjadi rekomendasi strategis yang berkontribusi pada pemulihan ekonomi di kawasan Sumatera. (Red/Van)