Rp 600 Ribu Dana Bos di Dairi Digunakan Untuk Dua Hari Pembelajaran Bahasa Inggris

DETEKSI.co – Dairi, Sejumlah Guru SD di Kabupaten Dairi Sumatera Utara mengikuti pelatihan Pembelajaran Bahasa Inggris selama 2 hari berbiaya Rp 600 ribu menggunakan dana BOS (Biaya Operasional Sekolah). Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Pendidikan, Fatimah Boangmanalu saat dikonfirmasi wartawan di ruang kerja, Rabu (15/2/2023).

Fatimah kurang sependapat jika besaran biaya disebut terlalu mahal.

“Enam ratus ribu selama 2 hari, sudah termasuk biaya makan. Pembelajaran dilakukan sejak pagi hingga sore hari”, sebutnya.

Diterangkan, kegiatan merupakan Peningkatan Kapasitas Guru. Pelaksanaannya bekerjasama dengan Yayasan Adi Luhur selaku mitra Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi). Kegiatan terlaksana pada 2022 lalu di Taman Wisata Iman Sitinjo.

Apkasi bekerjasama dengan Yayasan Adi Luhur. Dibenarkan, Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu merupakan salah seorang pengurus Apkasi. Meski demikian untuk penyelenggaraan tidak ada intervensi, untuk menjaring peserta yayasan melakukan sosialisasi.

Diutarakan, peserta pelatihan adalah guru SD.

Apakah Bahasa Inggris termasuk bidang studi ditingkat SD di Dairi?, Fatimah menyebut direncanakan akan diterapkan menjadi salah satu bidang studi muatan lokal.

Disebutkan, metode yang ditawarkan dalam kegiatan sangat mudah dipahami. Nantinya, peserta akan menularkan metode yang didapat dalam pelatihan kepada guru-guru lain.

‘Mungkinkah hanya dengan dua hari pelatihan guru yang tidak berlatarbelakang bahasa Inggris akan dapat menularkan ilmu kepada guru lainnya ?’, tanya wartawan. Fatimah optimis mampu karena peserta merupakan guru dan yang dilatih adalah metode pembelajaran.

Fatimah juga menambahkan, Bahasa Inggris dan Bahasa Pakpak akan dijadikan muatan lokal. ‘Sedang disusun program termasuk hospitally dalam rangka mendukung parawisata Danau Toba’, katanya.

Anggota DPRD Dairi fraksi Nasional Demokrat, Juangga Silaban berpendapat, untuk kontak local, tidak masuk akal kursus belajar Bahasa Inggrus selama 2 hari menelan pembayaran sampai Rp600 ribu.

“Tidak masuk akal”, tandas Juangga. Legislator ini menyebut, akan mempertanyakan dan mengkritisi hal itu pada rapat atau sidang dewan.

Lagian, kata Juangga, sejauh mana seseorang yang bukan basic Bahasa Inggris akan menangkap dan mengimbaskan materi tersebut kepada siswa?

Juangga meragukan pencapaian kegiatan, anggota Fraksi NasDem itu juga menyebut, tidak rasional biaya pelatihan sedemikian mahal.

Kalau serius ingin berbagi ilmu, kenapa bukan guru Bahasa Inggris di level SMP-SMA atau pengelola kursus di tingkat lokal saja yang diberdayakan?

Sementara itu, seorang pengelola kursus di Sidikalang menyebut, mengenakan tarif Rp300 ribu per bulan untuk kelas eksekutif dengan intensitas 3 kali pertemuan dalam satu minggu. (NGL)