DETEKSI.co-Medan, Forum fokus diskusi yang diselenggarakan oleh Diagram Indonesia Centre (DIC) mengangkat tema “Peluang dan Tantangan Dalam Membangun Sumatera Utara Kedepan“, di 39 Cafe Jl. Tuamang, Kota Medan, Rabu (17/7/2024).
Dalam diskusi tersebut menghadirkan beberapa narasumber seperti Muhammad Husni dari Ketua Tani Merdeka Sumatera Utara, Raden Deni Atmiral Pengamat Politik dari UISU serta DR. Ahmad Sampurna Pengamat Komunikasi Birokrasi dari UINSU Medan.
Sekretaris Eksekutif Diagram Indonesia Centre (DIC) Taufiq Hidayah Tanjung dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini adalah merupakan diskusi yang bertujuan untuk memberikan sumbangsih pemikiran dan ide ide gagasan untuk membangun Sumatera Utara kedepan.
“Sebentar lagi Sumatera Utara akan mengadakan Pemilihan Kepala Daerah bulan November 2024, sebagai masyarakat tentunya kita harus memiliki tanggung jawab moral dalam kemajuan Sumatera Utara, harapannya dari forum ini akan lahir ide dan gagasan program prioritas dalam membangun Sumatera Utara Kedepan yang nantinya akan kita serahkan ke Seluruh Calon Gubernur yang akan bertarung dalam pilkada ini,” ujar Taufiq.
Ketua Tani Merdeka Sumut Muhammad Husni, dalam kesempatan diskusi tersebut memberikan masukan dan pesan terkait salah satu isu penting yang harus diprioritaskan Pemerintah Sumut Kedepan adalah isu ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
“Kesejahteraan petani menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi pemerintah Sumatera Utara, saat ini kita melihat masih banyak petani yang hidupnya masih belum sejahtera, hal ini dikarenakan kurangnya perhatian dan kefokusan pembinaan dari Pemerintah Daerah dalam pendampingan petani,” ujar Husni.
“Selama ini tugas petani hanya menanam dan memanen, tapi tidak bisa menentukan harga jual karena tidak ada kontrol dari masyarakat, kami dari Tani Merdeka Sumatera Utara siap mendampingi Pemerintah Sumut Kedepan untuk mensejahterakan petani demi menjaga ketahanan pangan di Sumatera Utara,” terangnya.
Lanjut narasumber lainnya, Raden Deni Atmiral pengamat politik Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) menjelaskan, dalam situasi politik hari ini, Sumut butuh pemimpin energik serta sosok yang memiliki daya akses yang cukup luas .
“Dengan permasalahan yang cukup kompleks, hal ini tidak bisa dipimpin oleh Kepala Daerah dengan Skala biasa saja, Sumut butuh pemimpin yang energik dengan daya akses yang cukup luas, keterbatasan yang dimiliki Pemprovsu dengan pemberlakuan otonomi daerah tentu sangat membutuhkan sentuhan Pemerintah Pusat,” ujar Raden
“Tantangan yang ada di Sumut, banyak memiliki masalah yang cukup rumit mulai dari pendidikan, kesehatan, konflik agraria dan lainnya. untuk menjawab dan menemukan solusinya, tentu butuh energi besar serta tidak bisa dilakukan hanya berharap dari Pemerintah Daerah. Namun ada sosok itu yang hari ini saya lihat pada seorang Walikota Medan Bapak Bobby Nasution untuk memecahkan permasalah yang terjadi selama ini,” terangnya.
Senada yang di sampaikan oleh kedua para narasumber lainnya, Pengamat Komunikasi Birokrasi dari UINSU Medan, Dr. Ahmad Sampurna menilai dalam teori pembangunan, ada hal yang harus diperhatikan, salah satu cara komunikasi birokrasi yang artinya dilakukan secara massive dan tersistematis.
“Membangun Sumut kedepan tidak bisa dilakukan tanpa adanya koordinasi tersistematis, dalam teori pembangunan, hal yang harus dimiliki oleh Pemerintah Daerah dalam komunikasi artinya hubungan sistem yang dilakukan secara massive mulai dari pusat sampai daerah yang terlaksana secara sistematis, mustahil apabila pembangunan bisa terwujud jika komunikasi dengan pemerintah Pusat itu terputus,” imbuh Sampurna.
Lanjut Sampurna menjelaskan, sebagai contoh hari ini Kota Medan yang kita lihat dimana mana terjadi pembangunan, hal ini tentu sangat positif walau ada beberapa pandangan masyarakat yang negatif dengan mengeluh karena jalan macet dan sebagainya.
“Hal yang wajar apabila kemacetan atau pengalihan jalan di karena ada pembangunan yang kedepannya bermanfaat bagi masyarakat, contohnya, seperti kita sedang merenovasi rumah, wajar jika kondisi rumah kita masih berantakan tapi ketika sudah selesai kita akan sama sama menikmati hasilnya,” ujar Sampurna.
“Jika pembangunan di Sumatera Utara nanti hanya mengandalkan PAD saja, kita pastikan Sumut akan tetap seperti biasa biasa saja, tidak banyak yang berubah secara signifikan tanpa adanya korelasi dan komunikasi intens antara Pemerintah Daerah dan Pusat,” pungkasnya.
Adapun yang menghadiri diskusi ini ada beberapa elemen organisasi masyarakat seperti DPW Rampai Nusantara Sumatera Utara, Relawan Getar Kota Medan, Srikandi Tani Merdeka, Ketua DPC Kabupaten/Kota Tani Merdeka se- Sumut dan mahasiswa dari beberapa kampus di Kota Medan. (Ril)