
DETEKSI.co – Samosir, Kemarau panjang membuat ribuan warga di pegunungan Pulau Samosir kesulitan mendapatkan air minum bersih. Hal ini diperparah dengan mengeringnya sejumlah embung dan mata air (mual) membuat warga kian sulit mendapatkan air bersih.
Demi mendapatkan air, warga Dusun III , Desa Sabungan Nihuta Kecamatan Ronggur Nihuta, harus melewati jalan di perbukitan yang terjal dan curam
agar bisa sampai embung di Dusun I atau ke Danau Sidihoni yang berjarak sekitar 1 kilo meter (km).
Bantuan air bersih dari Pemda, Anggota dewan dan beberapa organisasi tetap disyukuri kendati tidak menjadi jawaban, karena bersifat sementara. Karena air merupakan kebutuhan dasar yang harus menjadi prioritas utama.
” Air ini adalah yang paling dekat dengan kebutuhan warga. Karena itu harus menjadi atensi prioritas utama Pemerintah Kabupaten Samosir. Penyaluran air bersih dari Anggota DPR, Pemkab dan beberapa organisasi hanya sementara,” sebut Pinta Siringoringo warga Dusun III, Desa Sabungan Nihuta.
Krisis air bersih ini juga berdampak terhadap sekolah. Anak-anak para siswa tidak jarang terlambat ke sekolah karena harus mencari air setiap pagi dan sore hari.
“Anak-anak kami setiap pagi dan sore datang ke sini ambil air untuk minum dan mandi, sehingga mereka sering terlambat ke sekolah,” tuturnya.
Lebih ironisnya, sambung Pinta, suami istri pisah ranjang atau beda tempat tidur, karena bau badan jarang mandi.
Sementara Edison Sinaga warga Desa Salaon Dolok mengatakan, krisis air ini berdampak pada kesehatan kulit, karena warga jarang mandi dan mencuci baju tidak bisa sehari sekali.
“Air sulit. Kalau cuci baju tidak bisa sehari sekali. Jadi tiga hari sekali seminggu sekali. Untuk mandi juga sulit. Kalau musim penghujan bisa nyuci baju dan mandi setiap hari,” bebernya.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, kata Edison Sinaga, warga terpaksa membeli dua hingga empat balteng air dengan harga Rp 200 ribu.
“Beli air tangki, hanya bertahan selama seminggu jika anggota keluarga banyak. Harganya Rp 1 juta per tangki. Tapi terkadang ada juga bantuan dari anggota DPR RI, Lamhot Sinaga dan Pemkab Samosir tapi hanya satu drum per KK,” ujar Edison Sinaga kepada DETEKSI.co, Kamis (28/8/2025).
Edison berharap, bagaimana pemerintah mulai dari pusat, provinsi dan daerah bisa mencari solusi untuk mengatasi krisis air di pegunungan Samosir.
” Kalau hanya bantuan penyaluran air bersih sifatnya sementara, padahal air merupakan kebutuhan dasar bagi warga. Ini yang harus dicari solusinya,” pintanya.(hot).











