APUK Demo DPRD Dairi, Sampaikan Rintihan Dampak Infrastruktur Rusak

Basaria Situmorang warga Desa Sinar Pagi menyampaikan rintihan seputar jalan rusak, saat berunjukrasa di gedung DPRD Dairi di Sidikalang, Selasa (22/10/2024). (DETEKSI.co/Parulian P Nainggolan)
Basaria Situmorang warga Desa Sinar Pagi menyampaikan rintihan seputar jalan rusak, saat berunjukrasa di gedung DPRD Dairi di Sidikalang, Selasa (22/10/2024). (DETEKSI.co/Parulian P Nainggolan)

DETEKSI.co-Dairi, Seratusan warga yang tergabung dalam Aliansi Petani Untuk Keadilan (APUK) berunjukrasa ke DPRD Dairi di Sidikalang, Selasa (22/10/2024).

Mereka diantaranya adalah penduduk Desa Bongkaras, Parongil, Lae Markelang, Lae Luhung Kecamatan Silima Punggapungga dan Sinar Pagi Kecamatan Tanah Pinem.

Dalam bagian pernyataan sikapnya, APUK mendesak Pemerintah Dairi memperbaiki kembali sarana irigasi di Desa Bongkaras, Bonian, Sumbari, Lae Panginuman dan Lae Pangoroan Kecamatan Silima Punggapungga yang terdampak banjir bandang tahun 2018 lalu.

Selain irigasi, mereka juga menyuarakan rintihan terkait kerusakan berbagai infrastruktur jalan rusak yang tak kunjung mendapat sentuhan perbaikan, seperti akses Parongil-Sidikalang yang mengalami kerusakan cukup parah.

Sementara itu terkait kondisi infrastruktur di Sinar Pagi Kecamatan Tanah Pinem, Basaria Situmorang mengungkapkan, sejak masa kanak-kanak hingga berkeluarga, kondisi jalan tetap berlumpur. Fasilitas publik sedemikian parah sudah berlangsung puluhan tahun.

“Dari dulu sampai sekarang, tetap hancur. Padahal, jaraknya ke Desa Pardomuan tidak terlalu jauh”, kata Basaria.

Petani itu menyebut, anak-anak seusia SD terpaksa kos di desa lain dampak infrastruktur buruk.

“Pejabat hanya datang bila ada perlunya. Mau pilkada atau pemilu, disitu baru datang, sesudahnya tidak muncul lagi”, kata Basaria.

Dikatakan, ongkos angkut barang Rp1000 per kilogram. Bila jarak terbilang dekat, tarifnya Rp800.

Alat transpostasi hanya mobil hardtop dan sepeda motor. Terkadang, sebagian hasil tani tercecer tak muat di bak mobil.

Hal senada disampaikan Sortauli boru Silaban. Perhatian pemerintah sangat minim.

“Bulan ini, 1 unit mobil hardtop masuk jurang lantaran jalan yang rusak parah. Ngak ada aspal. Berlumpur dan berlobang-lobang”, kata Sortauli.

Massa juga mendesak Pemkab Dairi melakukan fasilitasi pelepasan klaim kawasan hutan yang mengkapling beberapa pemukiman, perladangan warga dibeberapa desa di Pandiangan, bongkaas, Bonian, Sumbari, Lae Panginuman, Lae Haporas dan Desa Sinar Pagi.

Massa pengunjukrasa kecewa, lantaran anggota DPRD tidak seorangpun berada dikantor. Menurut sekretaris DPRD, Bahagia Ginting, semua DPRD sedang mengikuti bimbingan teknis (bimtek) di Medan.

Sekwan menyebut, Aspirasi akan disampaikan ke pimpinan dewan. Warga bersama Bahagia membuat kesepakatan terkait rencana pertemuan berikut. (NGL)