Berpikir Kritis Dalam Pendidikan Keperawatan

Foto Ilustrasi Critical Thinking.
Foto Ilustrasi Critical Thinking.

Susi Junita Harianja, Marison Tumpal Malau, Evayanti RD Silalahi (Mahasiswa Magister Ilmu Keperawatan USU)

Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pasien (patient centered care), dilandasi perbaikan mutu pelayanan secara berkesinambungan. Rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan merubah paradigma dari model tradisional asuhan pasien kepada konsep pelayanan modern yang menempatkan pasien sebagai pusat asuhan. Konsep ini menempatkan semua profesi pemberi asuhan (dokter, perawat, apoteker, gizi dan profesi lainnya) harus berada di sekitar pasien, dengan kompetensi yang memadai, sama pentingnya pada kontribusi profesinya, tugas mandiri, delegatif, kolaboratif, merupakan model tim interdisiplin yang menjadi tren global dalam pelayanan rumah sakit.

Manfaat Berpikir Kritis 
Berpikir kritis adalah proses kognitif atau mental yang melibatkan evaluasi dan analisis rasional dari semua informasi dan ide yang tersedia serta merumuskan kesimpulan dan keputusan. Berpikir secara kritis menantang individu untuk menelaah asumsi tentang informasi terbaru dan menginterpretasikan serta mengevaluasi uraian dengan tujuan mencapai simpulan suatu perspektif baru.

Berpikir kritis tentu saja berguna bagi setiap manusia termasuk juga profesi keperawatan. Berpikir kritis dalam pendidikan keperawatan merupakan komponen penting dari akuntabilitas profesional dan asuhan keperawatan berkualitas. Mahasiswa keperawatan juga diharapkan dapat berpikir kritis untuk memproses data yang kompleks dan membuat keputusan yang cerdas mengenai perencanaan dan pengelolaan mengingat pentingnya hal tersebut dalam pembuatan keputusan, problem solving dan clinical judgment, sedangkan kepercayaan diri mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan individu, dari kemampuan individu untuk berpikir optimis dan bertahan melalui kesulitan, serta pengembangan rasa percaya diri adalah komponen utama pengambilan keputusan yang benar dalam konteks klinis.

Kemampuan perawat mengidentifikasi masalah klien dan memilih solusi intervensi yang tepat tidak lepas dari kemampuan perawat berpikir kritis, yaitu kemampuan perawat menggali alasan berdasarkan evidence base dari setiap problem dan solusi yang teridentifikasi. Kemampuan berpikir kritis dan disposisinya dapat digunakan ketika menyelesaikan masalah keperawatan. Perawat melakukan pengambilan keputusan dalam setiap tindakan, sementara itu perawat juga merencanakan dan memberikan asuhan. Efektifitas dan ketepatan pengambilan keputusan membutuhkan kemahiran dalam mengumpulkan data dan keterampilan berpikir kritis.

Penerapan Berpikir Kritis Dalam Keperawatan
Terdapat beberapa hal pokok dalam penerapan berpikir kritis dalam keperawatan yaitu pertama penggunaan bahasa dalam keperawatan, yang mencakup perawat harus menggunakan bahasa secara verbal maupun nonverbal dalam mengekspresikan idea, pikiran, informasi, fakta, perasan, keyakinan, dan sikapnya terhadap klien, sesama perawat, profesi lain. Penerapan ke 2 debat tentang suatu isu, upaya untuk mempengaruhi individu atau kelompok untuk berbuat suatu dalam rangka merubah perilaku sehat, berhubungan dengan bentuk penjelasan yang rasional dimana memerlukan serangkaian alasan perlunya suatu keyakinan dan pengambilan keputusan atau tindakan.

Berpikir kritis penerapan ke 3 pengambilan keputusan, situasi dimana harus mengambil keputusan dengan tepat. Hal ini dapat terjadi dalam interaksi teman sejawat, profesi lain dan terutama dalam penyelesaian masalah manajemen. Terakhir adalah proses keperawatan, disini perawat berfikir kritis pada setiap langkah proses keperawatan yang mencakup dalam pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi keperawatan.

Berpikir kritis dapat diasah sejak masih menjadi mahasiswa keperawatan. Seorang perawat yang menguasai perbagai aspek berpikir kritis akan dapat memudahkan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan juga dapat secara tepat dalam mengambil keputusan dan memecahkan setiap masalah yang berada di dalam ruang lingkup keperawatan.

Kemampuan berpikir kritis juga membantu seorang perawat dalam memberikan ide maupun inovasi terbaru demi memajukan instansi maupun rumah sakit tempat bekerja. Aspek berpikir kritis yang terdiri dari aspek pengetahuan, aspek psikologi, aspek perilaku, dll, yang didapat dari berbagai sumber diharapkan dapat dikuasai dan di implementasikan seorang perawat dalam kegiatan sehari-hari.