DETEKSI.co-Medan, Koordinator Wilayah Pusat Monitoring Politik dan Hukum Indonesia (Korwil PMPHI) Sumatera Utara, Drs. Gandi Parapat mempertanyakan benarkah pencopotan Letjen Kunto Arief Wibowo atas perintah Jokowi kepada Panglima TNI.
Adapun dasar Korwil PMPHI mempertanyakan terkait pencopotan jabatan tersebut, menurut kebiasaan di TNI hal mutasi merupakan hal yang biasa dan tidak pernah menjadi polemik, namun kali kali Mutasi tersebut menjadi gaduh, ada apa dibalik ini, kata Gandi Parapat kepada deteksi.co Minggu (04/05/2025).
“Kini, kami masyarakat merasa aman karena ada TNI aktif maupun Purnawirawan “turun gunung” untuk menjaga stabilitas politik dan hukum,” sebut Gandi.
Masih kata Gandi, “Dengan viralnya pembahasan terkait pergantian Letjen Kunto Arief ke eks Ajudan Jokowi membuat masyarakat berpikir, ada yang berasumsi Jokowi memerintah Panglima TNI untuk mengganti Kunto yang baru 4 bulan menjejabat, dan atas perintah Jokowi Panglima TNI tidak menolak, itu menurut berita yang beredar, katanya.
Masyarakat berasumsi, bahwasanya memperkuat dugaan bahwa Jokowi masih memainkan peran di balik layar. “Dalam hal ini kami tidak diposisi menyalahkan ataupun membenarkan Panglima TNI, tapi itu semua terjadi karena Prabowo selaku Presiden kurang menyadari tugas dan fungsinya sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan,” tegas Gandi.
Banyak kejanggalan setelah Prabowo terpilih jadi Presiden RI, untuk mewakili atas nama negara RI Jokowi yang utus menghadiri pemakaman Paus di vatikan. Walaupun demikian biar sempurna sebaiknya Jokowi didampingi Wakil Presiden Gibran ketika itu.
Jadi kalau ada tumpang tindih perintah, pergantian pejabat di TNI mungkin Jokowi melihat Prabowo tidak mampu, jadi wajar kalau Jokowi mengambil alih daripada vakum, ketus Gandi dengan geleng geleng kepala.
Gandi berharap, TNI harus kembali ke relnya menjadi alat negara, bukan alat keluarga Jokowi. Sebagai Presiden harus jadi panglima sejati. Bukan sekadar bayang-bayang dari penguasa sebelumnya. (Tim)