DETEKSI.co-Jakarta, Bali telah dikenal di seluruh dunia sebagai surga wisata. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, banyak wisatawan asing berperilaku buruk, mulai dari melanggar peraturan lalu lintas hingga bertindak tidak senonoh seperti telanjang di sebuah pura Bali.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pemerintah Indonesia tidak lagi memberikan toleransi terhadap kelakuan buruk wisatawan asing atau yang disebut bule itu.
Luhut bahkan menyebut beberapa wisatawan asing mengambil pekerjaan dari penduduk lokal, termasuk dengan mendirikan apa yang ia sebut sebagai “klub mesum”. Menurut Luhut, lebih dari 200.000 warga negara asing saat ini tinggal di Bali.
“Mereka menimbulkan masalah. Kami ingin menjaga budaya Bali. Tanpa budayanya, Bali tidak lagi menjadi pulau surga. Kita harus menghormati budaya lokal. Bali bukanlah pulau mesum,” kata Luhut dalam International Quality Tourism Conference 2024 di Bali baru-baru ini.
Luhut juga menyinggung masalah sampah di Bali. Pemerintah berkomitmen meningkatkan upaya Bali untuk bebas dari sampah dalam setahun ke depan.
Indonesia saat ini juga sedang mempersiapkan regulasi yang ditujukan untuk mendisiplinkan wisatawan asing yang berperilaku buruk. Pemerintah akan mengadakan pertemuan minggu depan untuk memfinalisasi aturan tersebut.
Luhut juga mengungkap, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) juga akan melakukan audit di beberapa area di Bali untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di sana. Kantor imigrasi juga akan memperketat pemeriksaan terhadap wisatawan internasional di Bali, antara lain untuk mencegah pencurian pekerjaan dari penduduk lokal.
Luhut menegaskan pemerintah tak khawatir jika jumlah wisatawan asing di Bali menurun karena tindakan tegas itu. Pemerintah dapat fokus menarik wisatawan domestik dari wilayah lain ke Bali untuk mengisi kekosongan tersebut.
“Wisatawan domestik sangat penting bagi kami. Jika wisatawan asing membawa masalah, seperti dengan geng narkoba, kami akan langsung mendeportasi. Kami ingin melihat Bali dengan aura yang sangat ramah dan budaya yang indah. Kami tidak ingin melihat sawah diubah menjadi klub mesum atau restoran,” kata Luhut.
Sumber, Beritasatu.com