DETEKSI.co-Medan, Koordinator Wilayah Pusat Monitoring Politik dan Hukum Indonesia (Korwil PMPHI) Sumut menyoroti pencapresan Ganjar Pranowo, Drs Gandi Parapat menyebutkan kebahagiaan Presiden Jokowi tidak ikut Luhut Binsar Panjaitan (LBP) dalam proses dukungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ke Ganjar Pranowo.
Korwil PMPHI menilai, kebahagian yang luar biasa terpancar di wajah Presiden Jokowi ketika Mega mengumumkan Ganjar Pranowo menjadi Calon Presiden (Capres) dari PDIP.
Disaat pengumuman Ganjar, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Prof. Dr. (H.C.) Hj. Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri didampingi Ketua DPR RI Puan Maharani, Gandi menilai Puan selama ini jujur dan amanah dalam berbangsa dan bernegara dan diminta lapisan masyarakat meneruskan perjuangan para pahlawan terdahulu namun fakta yang dipertontonkan berbanding terbalik.
“Ternyata Mega yang sudah tua, lebih menghormati orang lain daripada dirinya sendiri melalui Puan dan Prananda Prabowo.”ketus Gandi kepada wartawan Kamis (27/4/2023).
Kebahagiaan presiden Jokowi dalam acara pengumuman Ganjar Capres dari PDIP, sepertinya kekuatirannya tidak dilanjutkan proyek Ibu Kota Negara (IKN) oleh Presiden terpilih nantinya, hanya Ganjar harapanya untuk melanjutkan IKN.
“Yakinlah pak Presiden, siapapun terpilih nanti Presidennya pasti melanjutkan Program-program yang baik untuk bangsa dan negara, karena mereka diawasi rakyat jadi bukan harus Ganjar.”ucap Gandi.
Masih kata Gandi, “Biasanya dalam situasi apapun Jokowi, selalu tampil bersama Luhut Panjaitan, tapi dalam kebahagiaan kali ini dia Luhut Panjaitan tidak tampil.”tanya Gandi penuh keheranan.
Melawan lupa kata Gandi, Permainan Jokowi dengan Ganjar baru baru ini masih jelas dalam ingatan publik, yaitu Bola Dunia U-20. Jokowi sejak awal senang dan menyetujui U 20 digelar di Indonesia, akan tetapi batal karena Ganjar selaku Gubernur Jateng menolak. Dalam hal ini bisa dikatakan Ganjar melawan Jokowi.
Namun demikian, Jokowi tidak mau kalah dengan Ganjar karena FIFA membatalkan. Sampai Jokowi mengutus pembantunya Erik Thohir ke Luar Negeri untuk membujuk FIFA, dengan seperti itu tentu perjalanan luar negeri menghabiskan biaya, apakah itu biaya Negara atau pribadi Erik Thohir, tanya Gandi.
Sebelumnya, Umat Kristen berharap agar beribadah tenang di Gereja, atas dasar itu akhirnya umat Kristen memilih Jokowi menjadi Gubernur DKI, akan tetapi masalah tempat ibadah masih tidak jelas dan Jokowi tidak malu melihat Jemaat Kristen beribadah di luar Gereja sampai Jokowi menjadi Presiden jemaat Kresten yang tidak berdaya itu beribadah di halaman Istana masih tetap tidak diperdulikan, ini juga menjadi poin penting dalam memilih kandidat pemimpin kedepan
Konon beredar info, Masalah ibadah yang di depan Istana selesai kabarnya oleh Anies Baswedan padahal dia tidak dibanggakan Kristen dan ada isu dia kelompok intoleran, Kalau Anies Baswedan kelompok intoleransi kenapa mau menyelesaikan masalah tempat ibadah Kristen sehingga tidak seperti gelandangan,kata Gandi penuh keheranan. (Red)