DETEKSI.co – Palangkaraya, 16 November 2021: Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Kerja Sama Pengembangan Ekspor menyelenggarakan business matching kayu ringan untuk mempertemukan para petani kayu sengon dengan industri kayu ringan Indonesia. Business matching tersebut diselenggarakan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah diikuti perusahaan-perusahaan anggota Indonesia Light Wood Association (ILWA) dan 25 petani sengon binaan Fairventures Worldwide.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Didi Sumedi di tempat terpisah menyampaikan bahwa kebutuhan material kayu di pasar global terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi manusia. Pada tahun 2019, kebutuhan kayu dunia mencapai nilai 2,1 triliun USD per tahun.
Indonesia sebagai salah satu lumbung kayu terbesar di dunia harus dapat menguasai pasar ini, salah satunya dengan memasok kayu ringan secara kontiniu yang sejalan dengan kecenderungan permintaan konsumen yang menginginkan material ringan, fleksibel dalam pengaplikasiannya. Dan yang terpenting, ramah lingkungan.
Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Nasional, Marolop Nainggolan, menambahkan, business matching ini bertujuan mempertemukan petani sengon Palangkaraya sebagai supplier dan industri dalam negeri sebagai offtaker, sehingga nantinya ketika petani panen raya perdana sengon pada tahun 2022 telah ada mekanisme rantai pasok yang terbentuk dan menguntungkan kedua pihak.
Hal ini penting untuk memastikan bahwa program pelestarian alam berkontribusi terhadap kegiatan perdagangan sehingga ke depannya akan terus berkelanjutan.
Lebih lanjut Marolop menjelaskan kegiatan business matching yang diselenggarakan ini merupakan rangkaian dari program pengembangan ekspor kayu ringan yang telah dilaksanakan Kementerian Perdagangan dengan berbagai pihak sejak tahun 2014, termasuk juga merupakan hasil konkret dari The 6th Indonesian Lightwood Cooperation Forum (ILCF) yang dilakukan pada 1 November 2021 di sela penyelenggaraan pameran Trade Expo Indonesia.
ILWA merupakan asosiasi yang beranggotakan lebih dari 150 perusahaan kayu ringan Indonesia; sedangkan Fairventures Worldwide adalah organisasi non-profit asal Jerman yang bergerak di bidang lingkungan hidup dan merupakan pengelola Program Penanaman 100 Juta Pohon di Kalimantan Tengah sejak tahun 2014. Pada event tersebut dilakukan penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara Fairventures Worldwide dengan ILWA sebagai bentuk komitmen kedua belah pihak dalam membangun rantai nilai kayu ringan khususnya di Kalimantan Tengah.
Fairventures Worldwide menjalin kemitraan dengan masyarakat dan petani kecil Kalimantan Tengah untuk memanfaatkan lahan kosong melalui penanaman pohon jenis cepat tumbuh seperti sengon yang dapat menjadi alternatif pendapatan bagi masyarakat lokal sekaligus berkontribusi terhadap pelestarian alam.
Fairventures juga memanfaatkan teknologi informasi dengan membuat aplikasi TREEO guna melakukan pengawasan dan pemeliharaan tanaman kebun sengon. Aplikasi tersebut juga bisa digunakan oleh petani untuk menghitung nilai ekonomis setiap pohon yang ditanam agar petani dapat menentukan waktu terbaik untuk melakukan pemanenan pohon.
Indonesia memiliki reputasi yang baik dalam hal ekspor kayu yang sudah dilakukan sejak dahulu, khususnya dengan adanya Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang akan dilengkapi dengan Keberlanjutan. Kayu sengon yang merupakan kayu hasil tanaman telah memenuhi kaedah keberlanjutan dan sesuai dengan tren pasar internasional saat ini.
Pada tahun 2020 ekspor kayu ringan Indonesia mencapai US$ 1,74 miliar dengan pasar tujuan utama adalah Jepang, Amerika Serikat, Republik Korea, Saudi Arabia, dan Taiwan. Produk ekspor utama kayu ringan adalah barecore, blockboard, dan plywood. en