DETEKSI.co – Medan, Praktik dugaan pungli (Pungutan Liar) sebesar Rp.750.000, yang dilakukan kepada sejumlah orang tua siswa, kabarnya untuk membayar kelas unggulan bagi anak yang lulus seleksi di Sekolah SD Negeri Percobaan di Medan, menuai protes dari salah seorang orang tua murid.
Ketika hal tersebut di konfirmasi wartawan melalui pesan singkat via WhatsApp kepada Kepala Sekolah SD Negeri Percobaan Dra. Fauziah Pasaribu pada Jumat, 9 Juli 2021, mengatakan “untuk klarifikasi kurang etis kalau via WA, sekedar pemberitahuan SDN Percobaan tidak ada menyimpang dari peraturan.
Karena program sekolah ada unggulan, bagi yang mau tes silakan, karena sekolah kerjasama dengan yang berkompeten untuk tes IQ & Pembakatan. Sedangkan soal Akademik yang dibuat sekolah tidak ada kutipan itu pun hanya bagi orang tua yang mau dan tidak ada paksaan,” sebutnya.
Fauziah selaku Kepsek SD Negeri Percobaan mengatakan “bahwa sebelum kita kerjasama dengan ke 2 pihak tersebut, kita sudah sosialisasikan dengan orang tua dan komite mungkin info yang diterima salah, kalau orang tua murid kami pasti tidak ada yang kompling karena program sekolah sudah disampaikan semua” katanya.
Fauziah juga membantah dan mengatakan “bukan pengutipan yang benar kerjasama, besok kita bertemu di sekolah saja ya, karena tidak akan bisa diceritakan karena tidak pas untuk membela diri kita jumpa dengan ketua komite,” jelasnya.
Ketika disambangi ke ruang kerja Kepala Sekolah SD Negeri Percobaan tersebut guna kepentingan konfirmasi dan wawancara langsung, pada Sabtu (10/7/2021), kemarin.
Dalam wawancara tersebut kepada wartawan, Kepala Sekolah SD Negeri Percobaan Dra. Fauziah Pasaribu membantah kalau sekolah di tempat ia mengajar telah melakukan Pungli (Pungutan Liar) sebesar Rp.750.000, kepada sejumlah orang tua siswa yang kabarnya untuk membayar kelas unggulan bagi anak yang lulus seleksi.
“Kita kerjasama dengan kedua pihak tersebut, sebelumnya kita sudah sosialisasikan dengan orang tua dan pihak Komite sekolah. Kalau orang tua murid kami saya pastikan tidak ada yang komplin karena program sekolah sudah disampaikan semua,” katanya.
Sambung Fauziah Pasaribu juga mengatakan dalam kegiatan tersebut pihaknya mengundang salah seorang Profesor yang ada di salah satu Universitas di Medan. Namun anehnya Fauziah Pasaribu enggan menyebutkan identitas Profesor tersebut dan dari Universitas mana Profesor tersebut berasal.
“Tidak etis mengungkapkan identitas Profesor tersebut dan dari Universitas mana Profesor tersebut berasal. Yang pastinya kita ada mengundang Profesor,” ketusnya.
Semetara, JS salah satu orang tua siswa yang merasa keberatan telah menjadi korban pengutipan tersebut membeberkan sejumlah kronologis kejadian percakapan dengan pihak sekolah, berikut penjelasan orang tua siswa kepada wartawan, “sekitar bulan Mei 2021 para orang tua murid kelas 3 di undang rapat oleh pihak sekolah, yang mana tujuannya adalah penyampaian rencana pendaftaran calon siswa unggulan,” ungkapnya.
Dalam rapat tersebut di pimpin langsung oleh Kepala Sekolah Fauziah dan perwakilan orang tua siswa, kemudian kepala sekolah menyampaikan visi dan misi program kepada orang tua siswa dan menyebutkan harus ada menggeluarkan biaya untuk test psikologi yang dilakukan dokter psikologi dan datang langsung kesekolah nantinya dan apa bila lulus psikologi maka anak tersbut boleh ikut kekelas unggulan.
Kemudian di awal bulan Juni 2021 ini, kami orang tua siswa temui kepala sekolah untuk memyerahkan uang pendaftaran Rp750.000 sesuai info dari grub kelas, tapi kepala sekolah mensarankan kepada panitia penerimaan, lalu kami ketemu dengan ibu Leli diruangan dan menyerahkan uang tersebut dan pada saat menyerahkan JS (orang tua murid) memintak kwitansi tapi tidak di berikan dengan alasan tidak pakai kwitansi dan akan kabari jadwal ujiannya, katanya.
Lalu pada, Kamis, 8 Juli 2021, siang harinya kami di hubungi untuk dapat hadirkan anak kami untuk test kesekolah sehingga kami kecewa kenapa mendadak, lalu kami hubungi yang mengaku panitia kenapa mendadak, lalu kata yang mengaku panitia tersebut, sudah lama disampaikan di group peserta siswa yang ilkut, akan tetapi kami lihat di wa baru hari itu juga anak kami di masukan di grup sehingga kami sampaikan batal anak kami ikut program tersebut.
Sambung JS membeberkan kembali, kemudian Kepala Sekolah menyampaikan langsung sama saya dan mengatakan pemberitahuannya sudah lama, tapi kalau tidak bisa besok Jumat, 09 juli 2021, pukul 08.00 WIB, masih di tunggu anak saya di sekolah untuk di test akan teapi saya tetap nyatakan batal dan memintak uang saya di kembalikan, tapi di sarankan saya di suru temui wali kelas nya, ujarnya. (Tim)