DETEKSI.co – Medan, Lintas fraksi di DPRD Medan mendukung pemberian insentif pendeta, pastor, guru jemaat, biblevrow, diakones dan suster Katolik. Lintas fraksi tersebut adalah Fraksi PDI Perjuangan, Fraksi Gerindra dan Fraksi Nasdem. Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan Drs Daniel Pinem mengatakan dukungan tersebut kepada wartawan, Senin (18/10), tapi bisa dianggarkan untuk tahun anggaran 2023.
“Jika ditampung di APBD 2022 sudah tidak sempat lagi, karena Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUAPP-AS) untuk APBD Pemko Medan tahun anggaran 2022 sudah ditetapkan. Atau bisa juga kita usulkan di P-APBD 2022, kalau tidak terkejar, terpaksa di tahun anggaran 2023,” kata Daniel Pinem kepada wartawan.
Rencana pemberian insentif ini kata Daniel Pinem sudah direncanakan pada masa anggota DPRD periode terdahulu. Namun usulan tersebut tidak mungkin sekaligus. Karena waktu itu diajukan insentif guru sekolah minggu, menyusul penetua gereja. Bagi yang beragama Islam juga ada dianggarkan insentif guru mengaji, ustadz, ustadzah, bilal mayit dan penggali kubur.
“Inilah perjuangan kami terdahulu yang sudah dilaksanakan pemko, kita sedang memikirkan besaran insentif dan jumlah penerimanya ditambah. Kami sudah membicarakan anggaran untuk pendeta, pastor dan lainnya, kami apresiasi Antonius Tumanggor yang sudah mengingatkannya kembali,” ucap anggota DPRD Medan 4 periode ini.
Bagi dia, isnentif para pendeta, pastor, guru jemaat, suster, biblevrow, diakones dan suster katolik sudah keharusan. Terlebih banyak pendeta mendapat honor yang sangat minim, hanya mengharapkan berapa uang persembahan dari jemaat. Mereka melayani berdasarkan panggilan, sehingga ikhlas dalam pelayanan berapapun honornya.
Hal senada dikatakan Sekretaris Fraksi P Gerindra Edy Eka Suranta Meliala yang sangat setuju penganggaran insentif bagi para pelayan gereja. Menurut dia, anggaran ini sudah sering dibicarakan di internal anggota DPRD Medan. Tapi untuk menampungnya perlu kolaborasi lintas fraksi memperjuangkannya. Dia juga setuju penambahan anggaran untuk guru mengaji, ustadz, bilal mayit, penggali kubur, guru sekolah minggu dan penetua.
Karena menurut dia, mereka perlu mendapat perhatian dan menerima penghasian tambahan dari pemko. Terlebih bilal mayit dan penggali kubur adalah pekerjaan yang tidak semua orang bisa melakukannya namun sangat dibutuhkan. “Tapi penghasilan mereka tidak seberapa, maka perlu diperhatikan pemko menambah kesejahteraan mereka,” tuturnya.
Dia berharap pemko juga memperhatikan anggaran untuk kegiatan-kegiatan kebudayaan. Perua pelestarian budaya-budaya berbagai etnis di Kota Medan melalui berbagai even-even yang tujuannya menggairahkan kegiatan seniman dan budayawan sekaligus menarik wisatawan. “Misalnya, kegiatan budaya Karo dan budaya etnis lainnya, perlu ditampilkan di Kota Medan sebagai even rutin setiap tahun,” ungkap pria yang akrab dipanggil Diko ini.
Ketua Fraksi P Nasdem Afif Abdilah juga mendukung anggaran tersebut, karena para alim ulama harus mendapat perhatian pemko. Mereka selama ini membimbing umat lewat siraman rohani agar lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Pekerjaan para ulama sangat mendukung program pemerintah, apakah itu ulama beragama islam maupun Kristen.
“Mereka para ulama secara rutin mendoakan jemaahnya sehingga menjadi orang-orang yang saleh. Berkat mereka, tugas pemerintah jadi terbantu, maka tidak salah ada insentif untuk para alim ulama lintas agama,” ungkap Afif. (Van)