Misteri di Balik 26 Siswa SMAN Plus Matauli Pandan yang Dilarikan ke Rumah Sakit

DETEKSI.co – Tapteng, Kehebohan melanda SMAN Plus Matauli Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara. Sebanyak 26 siswa mendadak dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan pada Selasa, 29 April 2025, setelah mengalami gejala pusing, mual, dan muntah usai makan siang bersama.

Peristiwa ini langsung viral di media sosial, memicu spekulasi beragam, termasuk dugaan keracunan massal.

Dari 26 siswa yang dilarikan, 23 di antaranya diperbolehkan pulang setelah mendapat perawatan medis. Tiga siswa lainnya menjalani rawat inap, namun kini seluruh siswa telah pulih dan kembali beraktivitas normal di asrama sekolah.

Wakil Kepala Sekolah SMAN Plus Matauli Pandan, Imam Purhadi, membenarkan kejadian tersebut. Namun, ia menekankan bahwa dugaan keracunan masih belum dapat dipastikan.

“Kami menduga hal ini disebabkan oleh alergi makanan,” jelas Imam.

Pihak sekolah telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Tapteng untuk menyelidiki penyebab pasti insiden ini dan melakukan evaluasi internal guna mencegah kejadian serupa terulang.

Sekolah juga menyampaikan permohonan maaf kepada orang tua siswa dan mengucapkan terima kasih kepada tim medis RSUD Pandan atas penanganan cepat dan profesional.

Dinas Kesehatan Tapteng, melalui Sanitarian Agustina Hutauruk, mengungkapkan telah mengambil sampel makanan, minuman, dan muntahan siswa untuk diperiksa di Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

Hasil pemeriksaan diharapkan keluar dalam waktu maksimal dua minggu. “Kami masih menunggu hasil laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dari kejadian ini,” ujar Agustina.

Kejadian ini menimbulkan pertanyaan besar tentang keamanan makanan di lingkungan sekolah.

Hasil investigasi dari Dinas Kesehatan dan evaluasi internal sekolah sangat dinantikan untuk mengungkap misteri di balik peristiwa ini dan memastikan keamanan serta kesehatan para siswa di masa mendatang.

Semoga kasus ini menjadi pembelajaran berharga bagi semua pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan standar keamanan pangan yang lebih ketat. (Job Purba)