Perhatian Pemkab Dairi Minim, Petani Vanili Kesal dan Tuding Oknum Kadistan Datang Hanya Untuk Makan B1

DETEKSI.co – Dairi, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Dairi, Efendi Berutu mengatakan, pihaknya konsisten melakukan penyuluhan dan pembinaan kepada petani vanili. Diantaranya dengan membuat demplot.

Hal itu dikatakan Efendi Berutu saat diwawancarai wartawan di kompleks Kantor Bupati Dairi, Senin (20/9/2021) seputar keluhan petani pebudidaya vanili di Desa Lau Bagot Kecamatan Tigalingga yang menyebut perhatian Pemkab Dairi sangat minim, serta menyebut Kadis Pertanian datang hanya untuk makan ‘jagal B1’ (daging anjing-red).

Efendi Berutu juga membantah pernyataan yang menyebut kehadirannya ke petani hanya untuk makan daging B1’. Menurutnya, makanan itu disuguhkan, bukan diminta. Sesungguhnya, dirinya tidak terlalu suka makan dimaksud.

“Kalau dia keberatan, nanti uang makan dagingnya akan saya ganti” sebut Efendi dengan nada kesal.

Kadis Pertanian membenarkan, pengadaan benih vanili untuk tahun 2021 tidak dilaksanakan, penyebabnya adalah keterbatasan anggaran.

Sebelumnya, Ketua Kelompok Tani Vanili Maju Bersama Dairi, Dionisius Karo-karo mengeluh dan mengungkapkan kekesalan atas minimnya perhatian Pemerintah Kabupaten Dairi kepada penggiat komoditas vanili.

Keluhan diungkapkan kepada wartawan usai pengukuhan pengurus koperasi di lokasi penangkaran bibit di Desa Lau Bagot Kecamatan Tigalingga, Sabtu (18/9/2021) lalu.

Dijelaskan, medio Januari 2021 lalu, Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu menyerahkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian RI tentang penetapan kebun benih sumber vanili. Dengan SK dimaksud, maka kebun yang dikelolanya mendapat pengakuan pemerintah pusat sebagai sumber benih vanili.

Diungkapkan, saat penyerahan SK, Bupati mengatakan akan memesan benih sebanyak 20 ribu untuk dikembangkan petani, namun sejauh ini tidak ada tindak lanjut dan realisasi.

Diterangkan, pada kesempatan lain, istri Bupati berkunjung ke areal pertaniannya di Desa Lau Bagot Kecamatan Tigalingga. Disana, mereka foto-foto dan menjanjikan akan membantu 3 ekor kambing, tetapi kambingnya masih di Siantar.

Sementara terkait pembinaan dari Dinas Pertanian sebagai OPD tekhnis, Dionisius menandaskan instansi tersebut tidak ada partisipasi.

“Kadis Pertanian datang, tetapi hanya untuk makan jagal B1”, tandas Dionisius.

Dijelaskan, benih vanila yang dikembangkannya sudah banyak yang terjual dan dibadrol dengan harga Rp 8000 per batang. Orderan datang dari luar daerah, diantaranya oleh sejumlah pejabat dari Aceh. Selain itu, sebanyak 40 ribu benih akan disiapkan untuk memenuhi pesanan ke Jakarta yang akan dikirim Mei 2022 mendatang. (NGL)