DETEKSI.co-Medan, PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), persero Tbk tahun ini terus melakukan sosialisasi transformasi gital bisnis. Hal ini dilakukan karena pada masa pandemi Covid-19 beberapa tahun belakangan ini telah melanda dunia, termasuk Indonesia. Akibatnya kita mau tidak mau kita dipaksa mempercepat tujuh tahun pemahaman teknologi digital untuk masyarakat.
“Oleh sebab itu dimasa saat pandemi Covid-19, hampir semua kegiatan warga dilakukan secara digital atau Online”, sebut Ahmad Reza, SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom Pusat yang didampingi AVP External Sabri Rasyid sebagai Communication Telkom Pusat, kepada wartawan, Senin (17/4/2023) di Medan.
Lanjut dia, untuk menyeimbangkannya, Telkom terus melakukan lompatan, antara lain adalah IndiHome akan ditangani Telkomsel yang merupakan anak perusahaan Telkom.
PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) saat ini sedang gencar mensosialisasikan transformasi bisnis mereka pada 2023 sekarang ini.
Sebagai penggabungan dari IndiHome menuju Telkomsel adalah merupakan tekad TLKM dalam memberikan layanan internet ke seluruh pelosok Indonesia.
“Kami jamin. Inilah yang dimaksud Fixed Mobile Convergence (FMC). Bukan merger tapi mengalihkan bisnis IndiHome dari induk usaha kepada Telkomsel selaku anak usaha,” ucapnya.
Di sisi lain dia menjelaskan langkah itu bagian dari strategi untuk merespons tren industri seluler di dunia yang sedang ‘slow‘ dari kecenderungan layanan seluler, SMS dan data internet yang secara berangsur-angsur merosot.
Untuk ke depannya masyarakat bisa melakukan dengan mudah mengakses layanan internet secara gratis di berbagai tempat fasilitas umum seperti bandara, pusat perbelanjaan, hotel serta daerah lainnya. Bersamaan dengan itu, maka perlu dilakukan transformasi bisnis dalam mengembangkannya.
“Namun kita tetap memerhasilkan new value creation yang muaranya new value capture sebagai bagian dari FMC,” tegasnya.
Menurutnya, FMC akan berpotensi untuk capaian kapital lewat kebersamaan dengan pertumbuhan tingkat adopsi digital serta percepatan penetrasi home broadband. FMC juga mendorong efisiensi dan produktivitas serta membuat industri lebih menarik yang kompetitif.
Hal ini karena FMC memiliki opportunity seperti low penetration, penawaran secara distinct, penetrasi yang lebih smart sehingga capex dan opex lebih efektif dan akhirnya memiliki customer experience yang lebih baik.
Mengalkulasikan mulai dari capital expenditure (capex) hingga estimasi pendapatan. “Yang tentunya diperkuat dengan pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi demi peningkatan digital yang lebih baik. Kalkulasinya pertumbuhan capaian positif di kisaran mid to high single digit,” sebutnya mengakhiri. (JB Rumapea).