DETEKSI.co-Deliserdang, Paguyuban Jawa Kerukunan Nusantara Bersatu (Pujaketarub), yang lahir pada 23 November 2023, kini genap berusia dua tahun. Dalam perjalanannya, paguyuban berazaskan kebinekaan tersebut telah berkembang pesat hingga mencakup 23 kabupaten/kota di Sumatera Utara dan meluas ke tiga provinsi. Targetnya, pada tahun 2029 Pujaketarub dapat hadir di seluruh provinsi di Indonesia.
Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum Pujaketarub Nasional, Hermawan SH, MH, pada pelantikan massal Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pujaketarub Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu (23/11/2025).
Penguatan Organisasi dan Ekspansi Wilayah
Perkembangan pesat organisasi ini diperkuat dengan rencana pelantikan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Sumatera Utara yang akan dipimpin Ony Tiur Simamora. Pelantikan tersebut dijadwalkan berlangsung tahun 2026 di Tanah Lapang Benteng, pusat Kota Medan.
Pada pelantikan DPD Pujaketarub Kabupaten Deli Serdang masa bakti 2025–2027, terpilih Harianto SE sebagai Ketua, Muliadi M sebagai Sekretaris, dan Boimen sebagai Bendahara. Pelantikan massal tersebut turut dirangkaikan dengan penyerahan SK definitif kepada seluruh Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan dua ranting se-Kabupaten Deli Serdang.
Ganjar Pranowo Beri Apresiasi
Dewan Pembina Utama Pujaketarub, H. Ganjar Pranowo SH, M.IP, turut hadir dan memberikan apresiasi positif. Ia mengajak seluruh warga Pujaketarub untuk terus memperkokoh persaudaraan lintas suku di Indonesia.
“Program pengelolaan sampah yang dilakukan Pujaketarub sangat baik dan dapat menjadi edukasi bagi masyarakat luas,” ujarnya.
Perayaan Ulang Tahun Ketua Umum
Kegiatan pelantikan semakin berkesan karena bertepatan dengan hari ulang tahun Ketua Umum Pujaketarub Nasional, Hermawan SH, MH. Para anggota paguyuban turut memeriahkan momen tersebut.
Pujaketarub Bukan Milik Satu Suku
Dalam sambutannya, Hermawan menegaskan bahwa Pujaketarub adalah wadah kebinekaan, bukan milik satu suku tertentu.
“Sumatera Utara terkenal dengan keragaman sukunya—Batak, Melayu, Karo, Nias, dan banyak lagi. Bahkan sejak dulu, warga keturunan Jawa menjadi salah satu yang terbanyak di provinsi ini. Namun semua tetap hidup dalam harmoni,” tegasnya.
Ia menambahkan, “Kalau ada yang mengatakan Pujaketarub hanya milik suku Jawa, itu salah besar. Pujaketarub adalah milik seluruh suku bangsa Indonesia. Di sinilah para generasi penerus dari berbagai latar belakang berkumpul dan bersatu.” (Boim)














