DETEKSI.co – Gunungsitoli, Pernyataan Frans Harefa, supervisor pelayanan PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Gunungsitoli, Sumatera Utara yang mengakui bahwa tidak ada Standar Operasional Prosedur (SOP), tentang oknum Satpam yang mengatakan; jika ingin menemui pimpinan cabang BRI Gunungsitoli kirim surat dulu, hingga saat ini kepala cabang belum dapat menjelaskan hal tersebut dihadapan wartawan.
Hal itu menjadi teka-teki bagi sejumlah wartawan di Kota Gunungsitoli, sehingga kepala cabang BRI Gunungsitoli dianggap alergi terhadap wartawan.
Sebelumnya, kepala cabang BRI Gunungsitoli mengutus Frans Harefa, untuk melakukan pertemuan dengan puluhan wartawan disuatu tempat di gunungsitoli (mr.cafe) untuk berdiskusi dan memberi klarifikasi tentang peristiwa yang terjadi sebelumnya, yakni upaya oknum security satpam BRI cabang gunungsitoli menghalangi tugas jurnalistik yang hendak menemui pimpinan cabang BRI dalam hal konfirmasi.
Kurang yakin dengan penjelasan Frans, wartawan pun meminta agar penjelasan dan permohonan maaf tersebut disampaikan oleh kepala cabang melalui konferensi pers, Frans pun yang hanya sebagai utusan menyatakan akan menyampaikan terlebih dulu permintaan tersebut kepada pimpinannya. Akan tetapi, hingga berita ini dipublikasikan belum ada informasi ataupun respon dari pihak BRI.
Karena BRI dalam hal tersebut dinilai mengabaikan, seorang aktivis di Kota Gunungsitoli menyebut pimpinan BRI Cabang Gunungsitoli, Iwayan Mestera tidak memiliki itikad baik meluruskan kesalahan yang diciptakan Satpam nya.
“Saya menilai, kepala cabang BRI Gunungsitoli tidak memiliki kredibilitas layaknya seorang pemimpin. Sebab, ini persoalan ada kaitannya dengan perbuatan melawan hukum. Pimpinan cabang ini terkesan menyepelekan profesi wartawan yang merupakan bagian dari mitra mereka sebagai perusahaan milik negara” ujar Open Herman Gea aktivis senior di Gunungsitoli itu kepada wartawan saat diambil pendapatnya, Sabtu (25/7/2020).
Open mengatakan akan menggelar aksi unjuk rasa apabila BRI tidak berniat memberi klarifikasi dihadapan pers atas peristiwa yang diduga kuat menghalangi tugas profesi wartawan.
“Tidak tertutup kemungkinan akan kita gelar aksi unjuk rasa bersama dengan rekan-rekan pers yang merasa telah dilukai dalam melakukan kegiatan profesinya” tegas Open. (Damianus Harefa)