DETEKSI.co-Simalungun, Pemerintah Kabupaten Simalungun (Pemkab) Provinsi Sumatera Utara terus menggenjot supaya kasus stunting menurun di wilayah kabupaten tersebut.
“Memang di Kabupaten Simalungun tercatat kasus stunting mencapai 28 persen. Namun, kami yakin kasus stunting persentasenya akan menurun untuk wilayah Simalungun,” kata Wakil Bupati Simalungun H Zonny Waldi S Sos MM saat menerima kunjungan Forum Wartawan Pemprov Sumut bersama Dinas Kominfo Sumut di Aula Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Pemkab Simalungun, Kamis (27/10/2022).
Dijelaskan Wakil Bupati, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah.
Maka dari itu, lanjutnya, salah satu fokus pemerintah Kabupaten Simalungun saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak di Simalungun dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.
“Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih”, tutur H Zonny Waldi SSos MM.
Diterangkannya, kesehatan berada di hilir. Seringkali masalah-masalah non kesehatan menjadi akar dari masalah stunting, baik itu masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan, serta masalah degradasi lingkungan. Karena itu, ditegaskannya, kesehatan membutuhkan peran semua sektor dan tatanan masyarakat.”Mari kita berkolaborasi semua pihak dengan satu tujuan stunting dicegah,” ujarya.
Ditambahkannya, hal ini merupakan program Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) dan Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) ingin mendalami terkait penanganan stunting di Simalungun yang diketahui capai angka 28 persen, mudah-mudahan bisa turun,” serunya.
Sementara, Irwan Ginting selaku Sekretaris Forum Wartawan Pemprov Sumut, pihaknya percaya dan yakin Pemkab Simalungun di bawah kepemimpinan Radiapoh Sinaga dan Zonny Waldi akan lebih baik, terutama mengatasi rawan stunting ini.
Pada kesempatan itu, Iwan Sutani Siregar Kabid PIP Kominfo Sumut mengaku tidak asing lagi dengan Pemkab Simalungun, karena diawal menjadi aparatur sipil negara (ASN) dirinya bertugas di salah satu instansi disana.
“Saya teringat periode 2008-2010, saya ASN di Simalungun ini,” katanya membuka pembicaraan.
Sehingga, sebutnya, tahu sekali mengenai kondisi khususnya jalan-jalan kabupaten. ”Syukur Alhamdulillah Pemprov Sumut memberi bantuan bagi alokasi pembangunan terutama untuk peningkatan kualitas jalan yang kita tahu banyak yang rusak,” ungkapnya.
Kegiatan, selanjutnya diakhiri pemberian bantuan kepada 9 (sembilan) ibu beserta anak terindikasi penderitaan stunting dari Pemprov Sumut yang diserahkan Wakil Bupati Simalungun Zonny Waldi didampingi Kadis Pengendalian Penduduk dan KB Pemkab Simalungun, dan Kadis Kominfo Simalungun.
Sedangkan dari Pemprov Sumut diwakilkan Kabid PIP Kominfo Sumut Iwan Sutani Siregar dan Sekretaris Forum Wartawan Pemprov Sumut Irwan Ginting. (Irwan)