Warga Lae Rambong Dairi Harus Bertarung Nyawa Melintasi Jembatan Rusak

Orangtua terpaksa menggendong anak SD saat melintasi di atas jembatan Lae Suhar Desa Lae Rambong Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi yang mengalami kerusakan parah. ( DETEKSI.co/istimewa)
Orangtua terpaksa menggendong anak SD saat melintasi di atas jembatan Lae Suhar Desa Lae Rambong Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi yang mengalami kerusakan parah. ( DETEKSI.co/istimewa)

DETEKSI.co– Dairi, Warga Desa Lae Rambong Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi Sumatera Utara, harus ekstra hati-hati saat melintas diatas jembatan menghubungkan Lae Rambong-Lae Enggan Enggan.

Pasalnya, kondisi jembatan yang membentang diatas sungai Lae Suhar di Dusun 2 Desa tersebut mengalami kerusakan cukup parah. Lantai jembatan berkonstruksi kayu banyak yang tercopot hingga membentuk lubang menganga yang menjadi ancaman serius bagi keselamatan jiwa.

Kedalaman permukaan sungai dari jembatan diperkirakan sekitar 50 meter

Kepala Desa Lae Rambong, Melda Manurung kepada wartawan melalui pembicaraan telepon, mengatakan, kerusakan akibat termakan usia, dan kondisinya sudah tidak memungkinkan dilintasi kendaraan roda 4 maupun roda 2.

“Untuk dilintasi pejalan kaki saja sudah tidak layak, namun tidak sedikit warga yang nekat dan bertarung nyawa melintas dengan sepeda motor karena terpaksa, seperti saat mengantar-jemput anak ke sekolah maupun keperluan mendesak lainnya”, sebut Kepdes.

Diterangkan, warga yang nekat melintasi jembatan dengan sepeda motor, umumnya adalah untuk keperluan mengantar dan menjemput anak ke sekolah SMP dan SMA ke Parongil ibukota Kecamatan yang jaraknya jauh dari desa.

Hal lain yang harus dilakukan warga terutama orangtua siswa adalah, menghantar dan menunggu anak di lokasi jembatan pada jam berangkat dan pulang sekolah, guna keperluan membantu anak- anak melintasi jembatan terutama anak usia SD.

Selain itu, kerusakan infrastruktur juga berdampak langsung pada perekonomian warga, karena arus keluar-masuk barang seperti hasil pertanian warga menjadi tersendat. Sebelumnya, pedagang pengumpul (agen) datang ke desa untuk membeli produk pertanian warga.

Melda Manurung mengaku, keluhan tersebut sudah disuarakan kepada pemerintah Kecamatan dan kabupaten berharap dilakukan perbaikan.

Sejauh ini, harapan warga belum direalisasi. Sementara Pemerintah Desa bersama warga hanya mampu melakukan penanganan terbatas secara gotong royong.

Disebutkan, 235 KK (Kepala Keluarga) penduduk Desa Lae Rambong menggunakan infrastruktur itu. (NGL)