DETEKSI.co – Medan, Aksi mahasiswa yang mengatasnamakan Solidaritas Mahasiswa dan Alumni Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (SAMAWA UINSU) nyaris bentrok, Senin (6/9), saat peserta aksi memaksa untuk masuk ke Biro Rektor di Kampus II Jalan Pancing dan menuntut Rektor UINSU agar mundur dari jabatannya.
Aksi dorong-dorongan antara mahasiswa dengan security yang berjaga di pintu masuk Biro Rektor sempat beberapa kali terjadi. Mahasiswa terlihat terus berusaha mendobrak barekade security, namun karena kalah jumlah usaha itu gagal dan beberapa mahasiswa termasuk koordinator aksi Rizki Agussalim Siregar sempat terlihat terjatuh didorong security.
Dalam aksi ini, SAMAWA UINSU menuntut agar Rektor UINSU Prof Syahrin Harahap agar mundur dari jabatannya, karena dibawah kepemimpinannya berbagai kasus yang mencoreng citra UINSU terus terjadi, mulai dari kasus plagiasi, jual beli jabatan, pengaturan proyek dan lainnya yang membuat suasana UINSU tidak kondusif.
Kasus terakhir, Prof Syahrin selaku Koordinator Koopertais Wilayah IX melalui Sekertaris Kopertais Dr Zulkarnaen Nasution, memecat sejumlah pegawai koopertais secara sepihak tanpa melalui prosedur serta tidak membayar gaji pegawai dan membayar pesangon mereka yang dipecat.
“Rektor saat ini tidak layak untuk memimpin UINSU. Masih banyak SDM di UINSU para guru besar yang lebih layak untuk memimpin. Sudah hampir 1 tahun beliau memimpin, tidak ada kemajuan di UINSU, yang ada hanya kasus dan masalah yang membuat citra UINSU tercoreng,” kata koordinator aksi Rizki Agussalim.
Kasus plagiasi Rektor Prof Syahrin, lanjutnya, hingga kini belum jelas bagaimana penyelesaiannya. “Kami ingin kasus plagiasi rektor diusut tuntas, sudah banyak tuntutan mahasiswa dan masyarakat agar hal itu diungkap secara transparan,” ujar Irham Sadani, peserta aksi lainnya.
Diperiksanya para pejabat UINSU terkait kasus jual beli jabatan dan pengaturan proyek oleh Kejatisu dan Polda Sumut, hal itu juga membuktikan memang ada masalah yang sangat krusial di UINSU. Belum lagi persolaan yang terjadi di Kopertais Wilayah IX, dimana pegawainya tidak digaji dan terjadi PHK sepihak.
“Itu semua tanggung jawab rektor. Karenanya kami minta rektor secara jentel mundur dari jabatannya sebagai bentuk tanggung jawab moral. Dan jika tidak bersedia mundur, kami minta Menteri Agama RI untuk memecatnya untuk memulihkan citra dan nama baik UINSU, lanjut Irham.
Setelah terlibat aksi dorong-dorongan dengan security, para pengunjuk rasa itu kemudian diperkenankan masuk ke Biro Rektor untuk bertemu dan menyampaikan aspirasinya kepada Wakil Rektor III Dr Nusful Khairi, karena rektor sedang berada di kampus IV Tuntungan. (trs)