DETEKSI.co–Dairi, Durian produksi petani Kabupaten Dairi khususnya dari Kecamatan Siempatnempu Hilir, terancam membusuk karena tidak bisa dikirim ke luar kota, dampak kelangkaan Bahan Bakar Minyak.
Hal itu disampaikan Rodos Simbolon, (40) tauke durian berdomisili di Desa Lae Markelang Kecamatan Siempat Nempu Hilir.
“Terancam busuk duriannya. Tidak bisa dikirim. Ngak ada minyak (BBM-red)”, kata Rodos.
Dijelaskan, hari ini, dirinya memiliki stok sebanyak 1600 buah, namun masih menumpuk di gudang. Seyogianya, durian dimaksud dikirim dan dipasarkan di Pematang Siantar, namun terhalang akibat krisis BBM.
Harga beli dari petani Rp15 ribu per angkat. Modal pembelian 1 mobil pick-up sekitar Rp16 juta. Namun kelangkaan BBM menimbulkan kerugian besar bagi petani maupun pedagang.
“BBM kosong, Jika antre ke SPBU di Sidikalang, belum tentu juga kebagian”, keluh Rodos.
Diterangkan, Desember ini merupakan panen raya durian di wilayahnya. Setidaknya, 20 orang berperan sebagai tauke di Desa Lae Markelang. Pengiriman ke luar kota biasanya mencapai 50 mobil pick-up jenis L 300.
“Siempat nempu Hilir termasuk sentra penghasil durian. Terkenal di pasaran”, kata Rodos.
Sementara itu, Edi Doloksaribu (40) pengusaha bertempat tinggal di Sidikalang menerangkan, pada kondisi normal, biasanya mengirim 10 mobil pick up durian dalam sehari untuk tujuan Medan, namun akibat krisis BBM, yang terkirim hanya 4 mobil pick up.
Dijelaskan, kelangkaan minyak berimbas pada kerugian ekonomi cukup besar bagi petani , pengumpul, tauke, dan usaha jasa transportasi. (NGL)










