BBM Langka, Pengiriman Durian Dairi ke Luar Daerah Terganggu

Buah durian  dari Desa Lae Markelang Kecamatan Siempat Nempu Hilir Kabupaten Dairi yang hendak dikirim keluar daerah  telah tersusun di dalam bak mobil, namun pengiriman terkendala akibat kelangkaan BBM, Rabu (3/12/2025). (istimewa)
Buah durian  dari Desa Lae Markelang Kecamatan Siempat Nempu Hilir Kabupaten Dairi yang hendak dikirim keluar daerah  telah tersusun di dalam bak mobil, namun pengiriman terkendala akibat kelangkaan BBM, Rabu (3/12/2025). (istimewa)
DETEKSI.co–Dairi, Durian produksi petani  Kabupaten Dairi khususnya dari  Kecamatan Siempatnempu Hilir, terancam membusuk karena  tidak bisa dikirim ke luar kota,  dampak kelangkaan Bahan Bakar Minyak.
Hal itu disampaikan Rodos Simbolon, (40) tauke durian berdomisili di Desa Lae Markelang Kecamatan Siempat Nempu Hilir.
“Terancam busuk duriannya. Tidak bisa  dikirim. Ngak ada minyak (BBM-red)”, kata Rodos.
Dijelaskan, hari ini, dirinya memiliki stok sebanyak 1600 buah,  namun masih  menumpuk di gudang. Seyogianya, durian dimaksud dikirim dan  dipasarkan  di Pematang Siantar, namun terhalang akibat krisis BBM.
Harga beli  dari petani  Rp15 ribu per angkat.  Modal  pembelian 1 mobil pick-up sekitar Rp16 juta. Namun kelangkaan  BBM menimbulkan kerugian besar bagi petani maupun  pedagang.
“BBM kosong,  Jika antre ke SPBU di Sidikalang, belum tentu juga  kebagian”, keluh Rodos.
Diterangkan, Desember ini merupakan panen raya durian di wilayahnya. Setidaknya, 20 orang berperan sebagai tauke di Desa Lae Markelang.  Pengiriman ke luar kota biasanya mencapai 50 mobil pick-up jenis L 300.
“Siempat nempu Hilir termasuk sentra penghasil durian. Terkenal di pasaran”, kata Rodos.
Sementara itu, Edi Doloksaribu (40) pengusaha bertempat tinggal di Sidikalang menerangkan, pada kondisi normal, biasanya  mengirim 10 mobil pick up durian dalam sehari untuk tujuan Medan, namun akibat  krisis BBM, yang terkirim hanya 4 mobil pick up.
Dijelaskan, kelangkaan minyak berimbas pada kerugian ekonomi cukup besar  bagi petani , pengumpul,  tauke, dan usaha jasa transportasi. (NGL)