DETEKSI.co – Medan, Deputi Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Ibrahim menyampaikan hingga 28 Januari 2022, sebagian besar harga komoditas (Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) cenderung stabil.
“Peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) PIHPS telah mencapai 4,09% secara month-to-date dibandingkan bulan Desember 2021, meskipun secara harian menurun (-0,35%). Penurunan harga terjadi pada komoditas daging ayam dipicu oleh jumlah pasokan yang bertambah akibat sebagian sentra peternakan sedang panen, “ papar Deputi KPw BI Sumut, Ibrahim saat menggelar Bincang Bareng Media (BBM) dengan wartawan, Senin (31/01/2022).
Kegiatan yang dihadiri Kepala KPw BI Sumut, Doddy Zulverdi tersebut, Ibrahim juga mengatakan harga minyak goreng masih stabil dan belum menunjukkan penurunan. Merespons hal tersebut, Kementerian Perdagangan telah menyiapkan skema penjualan minyak goreng dengan harga seragam di gerai modern.
“Selain itu, Pemprov Sumut dengan bekerjasama bersama sejumlah produsen besar juga telah melakukan operasi pasar murah di berbagai daerah. Secara umum harga pangan relatif stabil kecuali minyak goreng,“ sebunya.
Deputi KPw BI Sumut itu juga menyampaikan kalau Bank Indonesia memproyeksikan perekonomian Sumatera Utara dapat tumbuh pada rentang 3,7%-4,5% di tahun 2022 ini.
Kemudian, angka itu lebih baik dibandingkan 2021 yang diperkirakan hanya terakselerasi 2,5%-3,3%. “Optimisme pertumbuhan ekonomi Sumut di tahun 2022 didorong sejumlah faktor. Mulai dari rasio vaksinasi yang semakin baik dan tercapainya kekebalan komunal (heard immunity) hingga masih tingginya harga komoditas asal Sumatera Utara di pasar global,” jelasnya.
Sedangkan dari sisi domestik lanjut Ibrahim, inflasi akan tetap terkendali didukung oleh stabilitas nilai tukar Rupiah. Selain itu, investasi infrastruktur strategis nasional semakin mendorong pertumbuhan.
“Konsumsi pemerintah diperkirakan juga akan meningkat karena aktifitas yang kembali normal mendorong optimalisasi belanja operasi dan belanja modal. Khusus untuk inflasi secara umum di 2022 diperkirakan masih dalam rentang sasaran nasional 3% +/- 1%,“ sebutnya.
Masih dijelaskannya, peningkatan inflasi didorong meningkatnya pendapatan masyarakat seiring dengan pemulihan ekonomi yang didukung progress pencapaian program vaksinasi yang baik, pengurangan sejumlah insentif/diskon tarif pemerintah dan masih berlanjutnya bantuan sosial pemulijan ekonomi nasional.
Namun peningkatan inflasi lebih lanjut tertahan oleh mulai pulihnya rantai pasokan seiring dengan pelonggaran PPKM, serta meningkatnya produksi pangan utama dan hortikultur. (Van)