Setelah Munculnya Yayasan Tandingan, Tendik dan Pegawai UDA Resah

DETEKSI.co-Medan, Sejak adanya yayasan perguruan Darma Agung (YPDA) tandingan yang dibuat oleh Richard Eliyas Pardede, suasana di tengah-tengah tenaga pendidik (Tendik) dan pegawai Universitas Darma Agung (UDA) menjadi resah dan gelisah. Pasalnya, yayasan dibawah pimpinan Hana Nelsri Kaban itu kerap mengintimidasi para dosen dan pegawai, bahkan lorong-lorong menuju ruangan kerja para dosen dan pegawai dijaga oleh preman-preman suruhan dari etnis India.

Bukan itu saja, para mahasiswi yang tinggal di asrama pun kena imbasnya. Mereka yang seharusnya tinggal gratis disana, diwajibkan Hana Nelsri Kaban untuk membayar Rp. 250 ribu per bulan. YPDA dibawah pimpinan Partahi Siregar menggratiskan para mahasiswi tinggal di asrama mengingat orang tua mereka kurang mampu.

“Suasana di kampus sudah tidak nyaman lagi karena tingkah mereka yang mengaku-ngaku sebagai pengurus yayasan yang baru,” kata salah seorang dosen yang tidak bersedia namanya ditulis, Selasa (30/4/2025) di kampus UDA.

Pada hal saat ini, yayasan yang mereka dirikan tengah digugat di PN Medan, mereka belum punya kekuatan hukum sebagai pengurus yayasan tetapi sudah bertindak seakan-akan mereka adalah pengurus yayasan yang sah.

Yang parahnya lagi tambahnya, Hana mengangkat seorang pelaksana tugas harian yayasan bernama Yudi. Yudi yang disebut-sebut pernah menjadi “pembantu” Partahi Siregar itu kerap mendatangi para dosen dan pegawai di ruangan. Kemudian memberi instruksi dan intimidasi kepada dosen dan pegawai apa bila tidak mengakui kepengurusan baru akan dipecat.

Bahkan Yudi berani mengatakan kepada Gomgom Siregar anak dari Saryati Pardede cucu dari DR. TD. Pardede jika dirinya lebih tinggi kedudukannya dari Gomgom yang dosen dan Wakil Direktur Pasca Sarjana UDA itu.

“Bapak tidak ada apa-apanya disini, kalau mau bertindak harus ijin saya dulu,” kata Yudi kepada Gomgom seperti yang ditirukan nara sumber.

Menurutnya apa yang dilakukan Yudi adalah sebuah bentuk pelecehan bukan saja terhadap Gomgom pribadi tetapi kepada seluruh ahli waris DR. TD. Pardede. “Orang asing yang gak tau asal-usulnya dari mana berani berkata seperti itu menurut saya adalah pelecehan terhadap seluruh keturunan TD. Pardede. Pak Gomgom yang dosen dan Wakil Direktur Pasca Sarja UDA saja berani dia begitu kan apa lagi keturunan pak TD. Pardede yang tidak ada kaitannya dengan UDA bisa diusir sama dia pada hal tanah dan bangunan UDA itu milik ompung mereka,” katanya.

Dulu sewaktu masih membantu Partahi, Yudi disebut pernah melakukan pelecehan seks terhadap salah seorang mahasiswi UDA. Jadi menurutnya pria berambut tipis itu tidak pantas bekerja di institusi pendidikan.

Sebagai dosen yang sudah lama mengajar disana dia berharap pengurus yang baru legowo hingga tahun 2027 agar Partahi Siregar menyelesaikan masa baktinya dulu. Selama ini kata dia suasana pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi berjalan dengan kondusif, namun, setelah adanya kepengurusan yayasan yang baru suasana berubah menjadi resah dan gelisah. (moe)