Terpampang, Spanduk Selamat Datang para Kepala Desa se-Samosir dari Bali

DETEKSI.co – Pangururan, Spanduk berukuran kecil menyambut kedatangan para kepala desa dari Bali, dipajang dan terpampang di tiga titik sudut Pangururan, Samosir, masing – masing di Simpang Empat Gereja HKBP Bolon, Pangururan, di Terminal Pangururan Onan Baru dan di jalan masuk ke Perkantoran Pemkab dan DPRD Samosir, di Parbaba, Kamis (25/11/21) sore.

Spanduk selamat datang atas kedatangan dari Bali yang dibiayai uang rakyat ini mengecam kepergian para kepala desa tersebut ke Bali setelah  sebelumnya DPRD Samosir melaksanakan rapat di Parapat, keduanya di luar Samosir. Beberapa kalangan menyesalkan kepergian ke Parapat, Simalungun itu maupun ke Bali, Provinsi Bali di saat pandemi Covid 19 dan ekonomi rakyat yang tidak menggeliat.

Para kepala desa ini, menurut Amon Sormin, pejabat yang membidangi para kades itu kepada deteksi  melalui pesan whatsApp-nya menjelaskan para kepala desa itu ke Bali untuk bimtek dan study banding sebagai progam kegiatan peningkatan kapasitas kepala desa yang dananya bersumber dari Dana Desa.

Kegiatan ini inisiatif dan usul dari kepala desa melalui Apdesi (Asosiasi Pemerintah Desa). Yang sudah berangkat ada sebanyak 42 desa berasal dari Kec Simaindo, Harian, Sianjurmulamula, Onanrunggu, Palipi dan  Sitiotio.

Kegiatannya mulai 22, 23, 24 dan kembali pada 25 November 2021. Tujuan kegiatan untuk peningkatan kapasitas dalam pengelolaan pembangunan di desa sekaligus studi lapangan ke 2 desa yang mengelola wisata dan pertanian dan pariwisata.

Senada dengan Sormin, Raja Simarmata, kepala desa yang tidak ikut ke Bali, juga pengurus Apdesi, kepada deteksi menyatakan kegiatan 20 – 25 Nov 2021 untuk semua kades, dalam rangka meningkatkan PAD. Kades -kades ini studi banding ke desa yang sudah memiliki PAD.

Berhubung tidak bisa berangkat semua, keberangkatannya bergelombang, sesuai dengan kemampuan setiap desa yang diharapkan para kades ini setelah kunjungan diharapkan mampu membuat terobosan di desa masing – masing, sesuai dengan potensinya. Hal ini mungkin akan terlihat satu atau dua tahun ke depan, ujar Simarmata.

Kegiatan ini , tambahnya, sangat bermanfaat, menambah wawasan, juga sebagai “bench Mark” atau tolak ukur untuk kades – kades semakin berlomba kreatif dengan desanya masing – masing, ujarnya sembari menambahkan sekitar 40 – an orang yang berangkat untuk tahap pertama.

Dari mana biayanya? ADD, APBD atau pribadi dan mengapa harus ke Bali? Simarmata menjelaskan karena kegiatan desa, tentunya dananya dari dana desa. Dan, ada beberapa desa kemaren jadi opsi dan dipilih ke Bali karena di sana desanya sudah jalan bumdesnya.

Raja Simarmata juga menyamakan karakteristiknya yang hampir sama dengan Samosir, dari aspek wisata, budaya dan pertanian.

Seorang kepala desa di Kecamatan Harian, Victor Sinaga, membantah opini publik yang mengatakan Apdesi pergi ke Bali sekedar jalan  – jalan. “Apdesi dikabarkan jalan – jalan ke Bali,  itu tidak benar, sanggahnya dan menjelaskan dirinya tidak ikut karena terkait biaya.

Kunjungan para pejabat desa ini sebelumnya menuai banyak kecaman dari berbagai elemen yang dianggap telah melukai hati masyarakatnya sendiri. Mantan Anggota DPRD Sumatera Utara,  Efendy Naibaho saat ditemui di Pangururan, Kamis (25/11/2021) mengecam keras tindakan rombongan kepala desa yang dianggapnya menunjukkan kesombongan itu.

Bukan tanpa alasan, mantan anggota dewan yang lama di  Komisi I DPRD Sumut ini mengatakan sombong karena kunjungan mereka ke Bali tidak menunjukkan rasa empati saat lemahnya perekonomian masyarakat Samosir di masa pandemi. Terlebih lagi banyak hotel dan tempat wisata yang hampir kolaps karena penurunan kunjungan. Masyarakat lagi susah. Tega-teganya buat kegiatan ke luar daerah,”ujar Efendy.

“Kalau saat ini tidak masa pandemi dan ekonomi sudah membaik, ngga apa-apalah. Sekarang para kepala desa malah menunjukkan kesombongannya,” tegasnya usai menyaksikan pemasangan spanduk selamat datang yang dikomandoi Pengacara Boris Situmorang bersama warga: Donny Sinaga dan Ambrosius Simbolon itu. en