Warga Bongkar Rekayasa Drainase, Desa Sampali Terungkap Jadi Korban Penyempitan Parit

DETEKSI.co-Deli Serdang, Banjir yang kerap melanda Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, ternyata tidak hanya disebabkan oleh cuaca ekstrem dan dampak Badai Senyar yang baru-baru ini menerpa Pulau Sumatra. Warga menemukan dugaan kuat adanya rekayasa aliran drainase serta penyempitan parit besar oleh oknum pengembang properti di kawasan tersebut.

Selama ini Desa Sampali dikenal sebagai salah satu wilayah yang paling parah terdampak banjir setiap turun hujan deras. Bahkan pada puncak Badai Senyar, ratusan rumah terendam dan desa tersebut sempat terisolasi karena tidak dapat dilalui kendaraan apa pun.

Warga mulai curiga terhadap sistem pengairan dan drainase di sekitar desa. Kecurigaan itu memuncak saat masyarakat bersama kelompok yang melakukan investigasi menjebol sebuah tembok pemisah pada lahan yang diduga menjadi sumber permasalahan selama bertahun-tahun.

“Saya lahir dan besar di Desa Sampali. Dulu parit di sini besar dan lurus, kami sering berenang dan mencari ikan di sana. Kalau musim hujan pun air hanya penuh di parit itu, tidak pernah sampai banjir ke rumah-rumah. Tapi sejak lima tahun ini, setiap hujan pasti banjir,” ungkap Ratno, warga simpang BW, kepada awak media.

Ia mengatakan banjir yang terus berulang awalnya diduga karena tingginya curah hujan di kawasan kota. Namun setelah warga menjebol tembok lahan yang akan dijadikan perumahan, mereka menemukan penyebab baru yang mengejutkan.

“Saat kami membuka tembok itu, barulah kami sadar. Parit yang dulunya besar kini dialihkan arahnya dan dipersempit. Inilah penyebab banjir yang selalu terjadi sejak empat atau lima tahun terakhir,” ujarnya kecewa.

Ratno menambahkan bahwa aliran parit yang sebelumnya lurus kini dibelokkan ke arah kanan dan mengarah ke jalan tol.

Dalam penelusuran lanjutan, awak media menemukan fakta bahwa ukuran parit yang dulu memiliki lebar sekitar 4 hingga 5 meter, kini telah diperkecil menjadi hanya sekitar 1,5 meter. Kondisi ini diprediksi tidak mampu menampung debit air kiriman dari beberapa desa di Kecamatan Percut Sei Tuan.

Penyempitan dan perubahan arah aliran parit tersebut diduga dilakukan oleh oknum pengembang untuk kepentingan pembangunan perumahan.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada satu pun pihak terkait—termasuk kepala Desa Sampali—yang memberikan keterangan resmi maupun mengambil tindakan tegas atas dugaan rekayasa drainase yang menyebabkan banjir terus berulang.

Warga berharap pemerintah Kabupaten Deli Serdang segera turun tangan untuk menyelidiki dugaan pelanggaran tersebut dan mengambil tindakan tegas terhadap pihak yang merugikan masyarakat.

“Kami berharap pemerintah bertindak. Setiap hujan turun, kami pasti kebanjiran. Ini sudah sangat meresahkan,” tutup Ratno.(Boim)