DETEKSI.co-Medan, Sosok inspiratif kembali lahir dari Universitas Sumatera Utara (USU). Muhammad Ja’far Hasibuan, mahasiswa baru semester I Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat USU (FKM USU), sukses meraih Juara Pertama Lomba Inovasi Pemberdayaan Masyarakat dengan gelar The Most Impactful Innovation pada peringatan Dies Natalis FKM USU ke-32 Tahun 2025.
Penghargaan tersebut diberikan atas inovasi Ja’far melalui program Pengobatan Massal Gratis dan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan di Desa Marendal I, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang. Program ini dinilai memberikan dampak nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat, terutama warga yang memiliki keterbatasan akses terhadap pelayanan kesehatan.
Melalui kegiatan tersebut, ratusan warga mendapatkan pemeriksaan kesehatan, konsultasi, hingga pengobatan tradisional berbasis formula herbal hasil riset Ja’far, yakni Biofar SS.
Prestasi Mendunia Meski Berawal dari Keterbatasan
Meski berlatar belakang pendidikan S1 Konseling, dedikasi Ja’far di bidang kesehatan tradisional dan bioteknologi mengantarkannya meraih berbagai penghargaan internasional. Karyanya memperoleh pengakuan di lebih dari 194 negara, termasuk predikat Juara Dunia Penelitian Medis pada ajang ilmiah internasional di Tiongkok, mengungguli para praktisi kesehatan nasional dan mancanegara.
Biofar SS yang ditemukan Ja’far dikenal sebagai produk herbal berkelas dunia dan telah memenangkan berbagai kompetisi sains di Tiongkok, Eropa, dan negara lainnya. Ia sering disebut sebagai ilmuwan muda Indonesia yang mampu memadukan kecerdasan ilmiah dengan kepedulian sosial.
Namun di tengah gemilang prestasi tersebut, Ja’far tetap memilih fokus pada pengabdian. Sejak 2016, ia konsisten memberikan pengobatan dan obat gratis bagi masyarakat kurang mampu, baik melalui klinik gratis di Medan maupun layanan daring yang menjangkau hingga luar negeri.
“Bagi saya, inovasi bukan hanya soal gagasan, tetapi sejauh mana manfaatnya bisa dirasakan masyarakat. Ilmu yang tidak dibagikan adalah ilmu yang mati,” ungkap Ja’far.
Didukung Akademisi dan Pemerintah
Biofar SS kini tengah diupayakan untuk dikembangkan secara industri dengan melibatkan masyarakat, sejalan dengan prinsip pemberdayaan rakyat dan penguatan produk lokal.
Dosen FKM USU, Sri Rahayu Sanusi, SKM., M.Kes., Ph.D., menilai kiprah Ja’far sebagai wujud nyata perpaduan antara ilmu, empati, dan pengabdian.
“Apa yang dilakukan saudara Ja’far merupakan ruh dari kesehatan masyarakat, yakni menghadirkan ilmu yang benar-benar menyentuh kebutuhan rakyat,” ujarnya.
Kepala Desa Marendal I, Ir. Ardianto, turut mengapresiasi program pengobatan gratis tersebut karena terbukti sangat membantu masyarakatnya.
Perjalanan Hidup Penuh Perjuangan
Perjalanan hidup Ja’far bukanlah jalan yang mudah. Sejak sekolah dasar, ia harus membiayai pendidikannya sendiri. Ia bekerja mengangkut barang dengan becak sorong di Pasar Aek Godang dan sejak kecil sudah aktif dalam kegiatan masyarakat serta sering diundang memberi ceramah di acara desa.
Saat duduk di kelas 2 Tsanawiyah, ia diasuh oleh pamannya karena dianggap anak berbakat dan dikhawatirkan putus sekolah. Setelah lulus Madrasah Aliyah, ia memilih merantau ke Medan meski sempat dilarang. Sang paman hanya mampu memberi ongkos Rp70 ribu dan pesan penuh haru, “Merantaulah dengan jujur. Jika ada uang jatuh, jangan diambil.”
Pengabdian dari Uang Pribadi
Dalam kegiatan pengabdian di Desa Marendal I, Ja’far mengalokasikan dana pribadi dari beasiswa yang ia terima, senilai lebih dari Rp20 juta. Baginya, pengabdian bukan soal popularitas, tetapi tanggung jawab moral seorang ilmuwan kepada masyarakat.
Selain itu, Ja’far menyampaikan terima kasih kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo atas beasiswa serta dukungan alat dan bahan penelitian yang membantunya melanjutkan studi S2 di USU.
Ja’far juga memotivasi generasi muda Indonesia untuk berkarya dan mengembangkan hasil penelitian agar berdampak langsung kepada masyarakat. Menurutnya, Indonesia bisa menjadi negara adidaya jika para peneliti menghasilkan inovasi yang dapat diaplikasikan secara nyata.
“Semakin tinggi prestasi yang kita raih, semakin besar tanggung jawab untuk kembali dan mengabdi kepada masyarakat,” tegasnya.
Pengumuman Pemenang
Pengumuman pemenang berlangsung pada Rabu, 26 November 2025, di Kampus FKM USU Medan, disaksikan civitas akademika dan tamu undangan.
Sumber, Muhammad Ja’far Hasibuan














