Pemprov Lampung Percepat Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi

DETEKSI.co-LAMPUNG, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menggeser percepatan langkah kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, mengikuti perkembangan cuaca ekstrem dan prediksi puncak musim penghujan pada Januari 2026 mendatang.

Gubernur Lampung telah menginstruksikan penyelenggaraan Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Bencana, yang dipimpin Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung.

Wakil Gubernur Jihan Nurlela menegaskan bahwa inisiatif ini bertujuan memastikan prioritas keselamatan warga Lampung berada di atas segalanya. “Hari ini yang menjadi stressing yang paling utama adalah prioritas keselamatan warga. Hal ini tergantung bagaimana sistem kita kuat dalam mitigasi risiko bencana, agar tidak terjadi bottle neck pada saat jika terjadi bencana,” ucapnya.

Pemprov Lampung menekankan upaya mitigasi berbasis data dan edukasi publik. BPBD dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) diperintahkan untuk terus berkoordinasi melakukan pemetaan risiko cepat (rapid mapping) berdasarkan kondisi cuaca situasional – tidak hanya wilayah yang historis rawan bencana – guna memberikan peringatan dini yang efektif.

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Bandar Lampung, Nanang Buchori menyampaikan prediksi kondisi cuaca yang akan datang. “Berdasarkan analisis data klimatologi dan model numerik cuaca, wilayah Lampung berpotensi menerima curah hujan tinggi dengan intensitas sedang hingga sangat berat pada Januari hingga Februari 2026. Kami telah meningkatkan frekuensi pemantauan dan akan terus memberikan informasi update secara real-time kepada BPBD dan masyarakat,” ujarnya.

Ia menambahkan, potensi cuaca ekstrem seperti badai petir, angin kencang, dan hujan lebat juga perlu diwaspadai di sebagian besar wilayah provinsi, terutama pada malam hari hingga dini hari.

Sementara itu, Kepala BPBD Provinsi Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto menjelaskan langkah konkrit yang telah dan akan dilakukan. “Kita akan menyiapkan posko pengendalian bencana di setiap kabupaten/kota, serta akan menyediakan stok logistik seperti makanan siap saji, air bersih, tenda darurat, dan obat-obatan di titik strategis. Selain itu, tim SAR dan relawan kami telah melakukan latihan simulasi tanggap darurat secara berkala untuk memastikan kesiapan tanggapan cepat,” katanya.

Rudy Sjawal Sugiarto menambahkan bahwa sistem peringatan dini telah diintegrasikan dengan aplikasi masyarakat, sehingga informasi tentang potensi bencana dapat sampai langsung ke warga.

Instansi terkait juga diinstruksikan memberikan edukasi intensif kepada masyarakat, terutama yang bermukim di daerah pesisir dan aliran sungai, agar responsif terhadap tanda-tanda bencana. Selain itu, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) melaporkan telah melaksanakan kegiatan perlindungan di wilayah rawan banjir, seperti pembangunan tanggul dan bronjong di Kabupaten Tanggamus dan Pesawaran, untuk melindungi pemukiman dan lahan pertanian.

Upaya mitigasi diperkuat dengan koordinasi pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) menjelang puncak musim hujan.(Yusri)