Selasa, 11 November 2025

Pasca Pengrusakan Rumah Kades, Ratusan Warga Parbuluan VI Dairi Masih Mengungsi

Ratusan warga termasuk anak-anak, dari Desa Parbuluan VI Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi, mengungsi di Gedung Olah Raga Sidikalang, Selasa (11/11/2025). Aksi itu memasuki hari ke 4, setelah sejak hari Sabtu (8/11/2025) hingga Senin (10/11/2025) malam, mereka berkumpul dan menginap di Mapolres Dairi. (DETEKSI.co/Parulian P Nainggolan)
Ratusan warga termasuk anak-anak, dari Desa Parbuluan VI Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi, mengungsi di Gedung Olah Raga Sidikalang, Selasa (11/11/2025). Aksi itu memasuki hari ke 4, setelah sejak hari Sabtu (8/11/2025) hingga Senin (10/11/2025) malam, mereka berkumpul dan menginap di Mapolres Dairi. (DETEKSI.co/Parulian P Nainggolan)

DETEKSI.co-Dairi, Seratusan Kepala Keluarga (KK) Warga Desa Parbuluan VI Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi masih mengungsi. Mereka terpaksa meninggalkan rumah karena khawatir akan menjadi sasaran sekelompok warga yang pada Sabtu (8/11/2025) sebelumnya diduga telah melakukan pengrusakan rumah kediaman Kepala Desa Parbuluan VI, Parasian Nadeak.

Sejak peristiwa pengrusakan rumah Kepala Desa pada Sabtu (8/11/2025) pagi, Puluhan Kepala Keluarga bersama anggota keluarga termasuk yang masih berusia sekolah hingga Balita, telah meninggalkan rumah. Mereka berkumpul dan menginap di Mapolres Dairi di Jalan SM Raja Sidikalang.

Setelah 3 hari berkumpul atau 2 malam menginap di Mapolres Dairi, kemudian atas inisiasi Wakil Bupati Dairi Wahyu Daniel Sagala, maka pada Senin (10/11/2025) malam, mereka dipindahkan ke Gedung Olahraga (GOR) di Jalan Rumah Sakit Umum Sidikalang dan jumlah mereka terus bertambah.

“Sejak kemarin malam, kami pindah ke GOR atas inisiasi Wakil Bupati, karena mempertimbangkan faktor kesehatan terutama bagi lansia dan anak-anak”, sebut Kepala Desa Parasian Nadeak yang diwawancarai wartawan di GOR, Selasa (11/11/2025).

Menginap di GOR, para warga mendapatkan alas tidur dan disediakan pos kesehatan beserta Petugas. selain itu, fasilitas sanitasi juga dirasa cukup memadai.

Sementara untuk kebutuhan makan dan minun, Parasian menyebut mendapat bantuan dari sanak keluarga dan warga masyarakat yang berempati dan secara bergantian berkunjung menghantar bekal.

“Sejak Sabtu, warga desa Parbuluan VI yang berempati namun tidak ikut mengungsi, secara bergantian datang berkunjung dengan membawa makanan dan perlengkapan lain seperti selimut dan perlengkapan lain”, terang Parasian sembari menyampaikan ungkapan terimakasih untuk simpati warganya.

Ditanya sampai kapan akan mengungsi, Parasian menyebut sampai pihaknya mendapatkan kepastian perlindungan dari pihak Kepolisian utamanya Polres Dairi beserta jaminan keamanan tinggal di rumah masing-masing di Desa Parbuluan VI.

“Kalau seandainya, tetap tidak juga ada jaminan dan perlindungan dari pihak keamanan , mungkin juga suatu waktu kami akan kembali ke kampung, kalaupun dengan terpaksa dan harus mempersiapkan diri dengan segala resiko yang mungkin saja terjadi”, ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, rumah Parasian Nadeak, Kepala Desa Parbuluan VI Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi dirusak oleh sekelompok massa. Peristiwa tersebut diduga sebagai rentetan aksi oleh kelompok yang kontra dengan kehadiran dan operasional PT Gunung Raya Utama Timber Industries (PT GRUTI).

Hari itu juga, peristiwa pengrusakan itu telah dilaporkan ke Polres Dairi dan berharap para pelaku segera ditindak dan ditangkap.

Selain melapor, keluarga Kepala Desa dan sejumlah warga yang khawatir menjadi sasaran, memilih turut mendampingi dan mengungsi ke Mapolres Dairi demi mendapatkan keamanan. Mereka berharap, aparat kepolisian menangkap pelaku kekerasan yang menyebabkan situasi di desa mereka mencekam.

Kepala Desa Parasian Nadeak menguraikan, hubungan antar warga sebelumnya berjalan baik. Namun sejak munculnya aksi penolakan terhadap operasional PT GRUTI, situasi menjadi tegang dan masyarakat terpecah. Nama kepala desa disebut-sebut pro terhadap perusahaan dan warga yang bekerja di PT. GRUTI dimusuhi.

“Nama saya dikait-kaitkan bahkan disebut Pro Gruti, padahal hubungan saya dengan PT GRUTI hanya sebatas antara pemerintah desa dengan investor,” ujarnya.

“Sebelumnya, aksi massa yang menolak operasional PT. GRUTI sudah berulangkali berlangsung, termasuk yang disertai tindakan pengrusakan dan pembakaran aset PT GRUTI, meski demikian pelaku pengrusakan dan pembakaran, belum ada yang ditindak”, sebut Kades.

Dia juga mengungkapkan, jauh sebelum pengrusakan rumahnya, ia sudah pernah mengajukan permohonan tertulis untuk meminta perlindungan hukum dan pengamanan dari Polres Dairi. (NGL)