
DETEKSI.co-Dairi, Aksi massa yang berlangsung ricuh di Mapolres Dairi, Rabu (12/11/2025) menyebabkan sedikitnya 10 personel kepolisian mengalami luka-luka, Selain itu, 33 orang dari peserta aksi diamankan, 4 orang diantaranya perempuan.
Hal itu dikatakan Kasi Humas Polres Dairi, Ipda Rinkon Manik saat diwawancarai wartawan di ruang kerjanya.
Personel mengalami luka serius akibat lemparan batu dan siraman air cabai. Salah satu korban, Bripda Joise Marbun mengalami luka robek di bagian kepala dan harus dirawat intensif di RSUD Sidikalang, terang Rinkon.
Kericuhan terjadi, ketika ratusan massa yang diketahui dari Desa Parbuluan VI mendatangi Mapolres Dairi menuntut pembebasan pimpinan mereka yang beberapa jam sebelumnya dijemput paksa oleh petugas kepolisian.
Penjemputan paksa terhadap Pangihutan Sijabat berkaitan dengan kasus pengrusakan dan pembakaran fasilitas milik PT Gunung Raya Utama Timber Industries (PT. Gruti) yang beroperasi di Desa Parbuluan VI.
Pengrusakan dan pembakaran dimaksud terjadi beberapa waktu lalu ketika massa melakukan aksi penolakan operasional perusahaan.
Untuk mengkondusifkan situasi, personil Polres Dairi mendapat dukungan tambahan personil dari TNI, Personel gabungan dari Polda Sumatera Utara dan Polres Pakpak Bharat.
Rinkon menyebut, 94 personil dari Polda Sumut disiagakan bersama personil Polres Dairi di Desa Parbuluan VI untuk menjaga segala kemungkinan.
Sebagaimana telah dilansir, beberapa jam setelah penangkapan PS, ratusan pendukungnya mendatangi Mapolres Dairi menggunakan mobil bak terbuka dan sepeda motor. Massa berteriak menuntut pembebasan PS.
Aksi berlangsung panas, Batu dan benda keras dilemparkan ke arah petugas, sementara polisi berupaya membubarkan massa dengan tembakan peringatan, namun tidak dihiraukan.
Selain mengamankan 33 orang terduga pelaku kericuhan, Polisi juga mengamankan sejumlah kendaraan bak terbuka karena ditemukan bongkahan batu, pasir, dan air cabe.
Sekitar tengah hari, situasi di sekitar Mapolres Dairi berangsur kondusif. Massa memilih mundur dan berkumpul di Sekretariat Petrasa di bilangan panji-Siburabura. Mereka menunggu perkembangan penanganan pimpinan mereka yang dijemput paksa petugas, termasuk rekan mereka yang diamankan saat aksi. (NGL)












