DETEKSI.co – Nias Barat, Pembangunan jembatan Sungai Oyo, Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat, yang sempat tertunda pengerjaannya, sah untuk memulai dikerjakan. Hal ini setelah dilaksanakan musyawarah pertemuan antara PT. Pijar Utama dengan masyarakat penghibah tanah Jembatan Sungai Oyo yang langsung dipimpin oleh Bupati Nias Barat, Kamis (24/08/2023).
Pada pertemuan musyawarah yang dihadiri langsung Bupati Nias Barat, Khenoki Waruwu, Ketua DPRD Drs. Evolut Zebua, Kadis PUPR Provinsi Sumatera Utara, Marlindo Harahap, Danramil 08/Mandrehe, Personil Polsek Mandrehe, Kepala Desa Tuwuna, Tokoh Masyarakat dan masyarakat sekitar, menghasilkan 6 poin kesepakatan, terkait pengerjaan pembangunan jembatan dengan lebar 7 meter tersebut yang sempat mendapakan protes dari masyarakat sekitar, lantaran masih ada kewajiban pemenang tender yang belum usai.
“Iya, kami diperintahkan pak Gubernur (Edy Rahmayadi) untuk mengawal pembangunan jembatan ini. Karena pengerjaan proyek ini sesungguhnya dikerjakan tahun lalu,” jelas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Sumut, Marlindo Harahap, disela-sela musyawarah dengan masyaraka sekitar sungai Oyo, kamis (24/08/2023).
Lebih lanjut Marlindo menambahkan pengerjaan tertunda lantaran adanya keterbatasan kekuatan modal dari pihak pemenang tender. Awalnya tender dimenangkan oleh salah satu pengembang BUMN, lantaran mahalnya harga bahan bangunan di kepulauan Nias, sehingga pemenang tender harus kerjasama dengan PT. Pijar Utama, untuk menuntaskan pengerjaan jembatan.
“Ada beberapa kendala memang, akan tetapi setelah pememang tender berhasil mencarikan solusi, tahun ini mulai pengerjaan. Untuk Nias Barat sendiri ada 3 proyek untuk pengerjaan jalan, dan 1 pembangunan jembatan,” pungkas Marlindo.
Senada dengan Kadis PUPR Provinsi, Bupati Nias Barat, Khenoki Waruwu mengatakan pihaknya harus gerak cepat untuk menuntaskan berbagai persoalan. Selain masalah teknis penganggaran, kendala masyarakat pemberi hibah pun menjadi perhatian, yang juga sempat membuat pengerjaan jembatan jadi tertunda.
“Saya juga di telpon pak Gubernur, untuk lekas menuntaskan persoalan dengan masyarakat yang komplain pada pembangunan jembatan. Saya jawab telepon pak Gubenur mengatakan tidak ada masalah. Gubenur sampaikan, kalau pak Bupati turun masalah seperti selesai, tapi begitu ditinggal maka masalah muncul lagi,” kata Khenoki Waruwu menirukan penyataan Gubernur Sumut.
“Makanya saya paksakan sekarang bertemu dengan masyarakat, mitra pemborong dan pihak-pihak terkait. Agar masalah clear dan jembatan bisa mulai dikerjakan,” sambungnya.
Beberapa poin yang langsung dituntaskan oleh Bupati Khenoki Waruwu ketika menemui masyarakat diantaranya, semua administrasi terkait dengan pembangunan jembayan Oyo tetap dipusatkan di Kantor PT. Pijar Utama yang berlokasi di depan rumah Sekdes Tuwuna atau ujung jembatan Sungai Oyo. Lalu untuk kebutuhan tenaga Jaga malam yang menjaga bahan material besi, peralatan kerja, alat berat, batu, pasir dan kayu, pihak perusahaan tetap mempercayakan kepada penghibah tanah dan menjadi tanggungjawab pihak perusahaan dalam pembayaran honor / gajinya, yang dibayarkan saat mulai perkerjaan sampai dengan selesainya perkerjaan pembangunan jembatan sungai Oyo.
Poin berikutnya, untuk tempat penitipan material pihak penghibah telah menyediakan dua lokasi, dan sewa dibayakan oleh pihak perusahaan.
Untuk Pekerja non teknis yang dibutuhkan oleh pihak perusahaan diprioritaskan dari Pihak penghibah tanah. Semua bahan material dan peralatan yang dibutuhkan Perusahaan diprioritaskan dari penghibah tanah dan warga masyarakat sekitar, antara lain pasir, kerikil, batu sejenisnya dan peralatan lainnya. Apabila bahan material tidak tersedia dilokasi pekerjaan, maka pihak perusahaan dapat mendatangkan dari luar lokasi pekerjaan.
Poin terakhir lahan tempat pembangunan Jembatan sungai Oyo telah dihibahkan kepada Pemerintah, dan tidak ada permasalahan di dalamnya, sehingga pihak pelaksana atau pemborong sudah dapat melaksanakan perkerjaan pembangunan jembatan Sungai Oyo.
Sementara itu salah seorang dari tiga pemberi hibah, Desman Zai mengatakan pihaknya sempat komplain lantaran tidak ada kepastian mulai pekerjaan jembatan kapan dimulai dikerjakan.
“Kantornya sudah ada, pengerjaan jembatan entah kapan dikerjakan. Setelah kesepahaman ini di tandatangani baru ada kepastian. Kami sudah bisa terima, demi kemajuan Nias Barat,” ungkap Desman. (UT)