Sebagian Warga Medan Cemas Menanti Pelaksanaan Vaksin Covid -19 Tahap II

DETEKSI.co – Medan, Sebagian warga Medan gelisah dan cemas menunggu pelaksanaan vaksinasi covid-19 tahap II. Khususnya bagi sebagian warga yang telah mengikuti vaksinasi pada tahap I di Bandara Polonia. Kegelisahan dan kecemasan sebagian warga bukan tidak beralasan, pasalnya banyak vaksinasi tahap II pelaksanaanya terbatas bahkan ada sebagian kabar yang menyatakan stok dikabarkan sudah habis.

Seperti kecemasan dan kegelisahan dalam menunggu vaksin tahap II ini dirasakan Harianto Siahaan warga Brayan Bengkel Medan Timur sebagai karyawan di salah satu perusahaan kepada awak media Kamis (29/7/2021) mengatakan, dirinya setelah melakukan vaksin di Bandara Polonia memang mengalami gejala efek samping seperti demam. Namun pihaknya saat ini menunggu kapan ada informasi vaksinasi tahap II untuk dirinya.

“Memang saya mengalami efek samping demam, akan tetapi saya nunggu agar proses vaksinasi tahap II cepat di laksanakan. Terus terang kami mengharap harap cemas, karena khawatir vaksin tahap II terlambat tidak sesuai dengan jadwalnya dan akan berakibat multi efek,” ucap Harianto.

Diketahui sebelumnya, bahwa pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah bergulir sejak 13 Januari 2021 lalu. Ingat, vaksin virus corona memiliki efek yang bersifat ringan dan umum.

Kementerian Kesehatan mengingatkan, ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang merupakan gejala medis, terjadi setelah imunisasi dan diduga terkait dengan vaksinasi.

Menurut Kementerian Kesehatan, gejala yang muncul pasca vaksinasi telah diamati sejak uji klinis dilakukan. Sehingga, bisa dipastikan vaksin tersebut aman dengan penerbitan Izin Penggunaan Darurat (EUA).

Kementerian Kesehatan mengungkapkan, KIPI yang sangat umum terjadi biasanya bersifat ringan: pusing, mual, nyeri otot (myalgia), nyeri sendi (arthralgia), nyeri di tempat suntikan, kelelahan, malaise dan demam.

“Namun, bila keluhan berlanjut, disarankan kepada peserta vaksinasi untuk segera menghubungi petugas kesehatan atau ke fasilitas pelayanan kesehatan,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan drg. Widyawati, MKM dalam siaran persrilisnya. (sby)