Ester Angraini Rajagukguk calon anggota KPPS yang dikalahkan. (DETEKSI.co/Zatam)
DETEKSI.co – Tapteng, Penetapan hasil seleksi calon anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang dilaksanakan Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Mangga Dua, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), dinilai tidak profesional dan beraroma nopotisme. Diduga, empat saudara kandung anggota PPS dinyatakan lulus, walau ada yang tidak mengikuti tes wawancara.
“Ketua PPS Mangga Dua memenangkan adik kandungnya yang masih satu Kartu Keluarga (KK). Begitu juga anggota PPS lainnya yang memenangkan yang tidak ikut tes wawancara,” ungkap Ester Angraini Rajagukguk, Rabu (9/10/2024).
Ester yang mengaku salah satu calon KPPS yang dikalahkan ini membeberkan, dari awal proses pendaftaran KPPS, ia sudah mencurigai adanya kecurangan dan ketidak profesionalan anggota PPS, sebab ada dua orang yang masih saudara Ketua PPS yang diduga yang tidak memiliki ijazah diumumkan memenuhi syarat (MS) saat seleksi administrasi.
“Begitu juga, ada dua orang yang masih saudara kandung anggota PPS yang saat itu keberadaannya dan hingga saat ini masih bekerja diluar kota (Medan), diluluskan menjadi angggota KPPS. Yang menjadi pertanyaan, kapan saudaranya itu melengkapi berkas? Kapan saudaranya mengikuti wawancara? Kok bisa lulus,” tanya Ester.
Menurut Ester, dia sudah menyampaikan masalah itu ke Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tapteng, Abdul Haris Nasution, melaui aplikasi WhatsApp. Namun saat itu, Haris menjawab jika keberadaan Komisoiner KPU Tapteng masih di Medan melaksanakan tugas.
“Nanti kita proses setelah saya pulang dari Medan ya,” sebut Ester membaca pesan Abdul Haris.
Tidak sampai disitu saja, Ester juga mengaku sudah melaporkan dugaan pelanggaran kode etik tersebut ke Komisioner Bawaslu Tapteng, Rommi Preno Pasaribu, dan menunjukkan bukti kecurangan penetapan hasil seleksi calon anggota KPPS Kelurahan Mangga Dua.
“Dia bilang kalau dipanggil ke Bawaslu Tapteng nanti, saya harus siap,” tutup Ester. (Zatam)
