DETEKSI.co – Tapteng, Program pembinaan kemandirian di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Sibolga terus membuahkan hasil positif.
Telur puyuh yang dihasilkan oleh warga binaan kini semakin diminati dan menjadi incaran masyarakat luas.
Tingginya permintaan ini membuktikan bahwa produk hasil pembinaan memiliki kualitas yang baik dan mampu bersaing di pasar.
Markdianto Sinaga, penanggung jawab kegiatan, menjelaskan bahwa produksi telur puyuh di Lapas Sibolga mencapai 750 hingga 1.000 butir per hari.
Telur-telur tersebut diseleksi dan dikemas dengan cermat sebelum didistribusikan kepada konsumen yang telah memesan.
“Setiap hari, hasil produksi kami sortir, kemas, dan distribusikan sesuai pesanan. Alhamdulillah, respons masyarakat sangat baik, bahkan permintaan terus meningkat,” kata Markdianto.
Kepala Lapas Sibolga, Novriadi, menyampaikan apresiasi atas keberhasilan program ini.
Menurutnya, pembinaan kemandirian melalui peternakan puyuh tidak hanya menghasilkan produk yang berkualitas, tetapi juga memberikan manfaat besar bagi warga binaan.
“Kegiatan ini menjadi wadah yang sangat bermanfaat bagi warga binaan untuk mempelajari keterampilan beternak, sekaligus menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Selain itu, dengan produksi telur puyuh yang diminati masyarakat, mereka juga merasakan hasil kerja kerasnya dihargai. Kami berharap, keterampilan ini dapat menjadi bekal berharga setelah mereka kembali ke masyarakat,” ujar Novriadi.
Lapas Sibolga berkomitmen untuk terus membekali warga binaan dengan keterampilan produktif melalui program kemandirian ini, sehingga mereka mampu mandiri, berdaya saing, dan tidak kembali melakukan tindak pidana setelah bebas. (Jobbinson Purba)











